Sekjen Hipmi Anggawira Berharap Ada Skema Pembiayaan Pengusaha Menengah Hingga Rp100 Miliar
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 26 Juli 2024 06:17 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira berharap adanya skema pembiayaan hingga Rp100 miliar untuk pelaku usaha menengah, guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat peran UMKM dalam perekonomian nasional.
"Yang menjadi PR bagaimana pembiayaan di pengusaha pengusaha kecil dan menengah, yang kira-kira mereka butuh Rp5 miliar sampai Rp100 miliar. Itu kan belum ada skema yang khusus, kalau bisa memang harus ada subsidi bunga di industri yang seperti itu, sehingga mereka bisa kompetitif," kata Anggawira di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.
Anggawira dalam sharing discussion dengan tema 'Mengurai Pekerjaan Rumah Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk Memberdayakan dan Mengembangkan UMKM' di Jakarta, mengakui bahwa pembiayaan untuk pelaku usaha mikro telah banyak melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), ataupun Permodalan Nasional Madani (PNM).
Baca Juga: BREAKING NEWS: Tanri Abeng, Pengusaha dan Mantan Menteri Era Soeharto dan Habibie Meninggal Dunia
Namun, ia menyoroti skema pembiayaan bagi pelaku usaha menengah yang membutuhkan biaya hingga 100 miliar agar lebih kompetitif.
"Jadi sebenarnya kalau untuk ke level mikro pemerintah sudah banyak, cuma yang ke kecil dan menengah perlu ada suatu stimulus yang jelas, bagaimana misalnya stimulus perbankan untuk kredit di atas Rp5 miliar sampai Rp100 miliar," ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa dengan pembiayaan tersebut, bukan lagi berbicara soal pedagang kecil tetapi lebih kepada skala atau level industrialisasi.
Baca Juga: Pariaman Rangkul Pengusaha Penginapan untuk Sukseskan Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2024
"Yang subsidi bunga itu rata-rata di bawah Rp1 miliar, tapi kalau mau bicara industrialisasi harus di level seperti itu (pembiayaan Rp5-100 miliar) sehingga ketika ada kompetitor lain masuk, kita bisa bersaing," jelasnya.
Menurut dia, dengan adanya skema pembiayaan tersebut maka tidak akan ada lagi istilah "pengusaha terkena stunting" atau tidak berkembang.
"Bisnisnya boleh dibilang sudah 10 tahun mungkin omzetnya begitu-begitu aja, apakah memang kesalahan mereka yang enggak berinovasi atau memang ekosistem nya enggak mendukung. Ini kan harus dicari akar persoalannya," ungkap Anggawira.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia Ajak Pemuda Katolik dari Sabang Sampai Merauke Berlomba Jadi Pengusaha
Menurut dia, saat ini sektor jasa masih mendominasi dunia usaha. Oleh karena itu, Anggawira berharap dengan adanya skema pembiayaan tersebut, pengusaha-pengusaha baru berbasis industri terutama di bidang pertanian dan perikanan dapat dilahirkan.