DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Dokter Endang Windiastuti: Orang Tua Perlu Kenali Tanda Bahaya Efek Samping Kemoterapi pada Anak

image
Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi dr. Endang Windiastuti Sp.A(K) MM(Paed) dalam acara Peran Dukungan Suportif Pada Kanker Anak di MRCCC RS Siloam Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2024 (ANTARA/Fitra Ashari)

ORBITINDONESIA.COM - Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, Endang Windiastuti mengatakan, orang tua perlu mengetahui kapan tanda bahaya dari efek samping kemoterapi pada anak penderita kanker, salah satunya mual muntah.

“Sudah diberi anti-muntah, nggak ada perubahan, muntah setiap kali diberi makan. Ibu beri minum karena ingin menggantikan muntahan yang banyak takut anaknya dehidrasi malah makin muntah, mual lah dia, lemas dan keringat dingin,” kata Endang Windiastuti dalam acara Peran Dukungan Suportif Pada Kanker Anak di MRCCC RS Siloam Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2024.

Endang Windiastuti mengatakan, mual muntah juga bisa terjadi akibat pikiran anak yang negatif terhadap kemoterapi sehingga memanifestasikannya dengan muntah.

Baca Juga: Ketua Umum YKI, Aru Wisaksono Sudoyo: Kasus Kanker Meningkat Pada Usia Muda Akibat Gaya Hidup Kebaratan

Jika anak mual muntah secara spontan tidak didahului batuk terutama saat bangun tidur, dan terjadi lebih dari dua hari, maka dikhawatirkan ada sesuatu yang terjadi pada otaknya atau kanker telah menyebar (metastasis) ke organ otak.

Muntah yang disertai darah, baik darah segar atau darah yang menghitam juga perlu menjadi perhatian orang tua. Darah yang keluar dari muntahan bisa jadi dari asam lambung yang naik bersama makanan.

Selain itu juga waspadai penurunan berat badan akibat muntah yang berlebihan lebih dari 10 persen, dan waktu tidur anak yang lebih lama akibat kesadaran menurun karena dehidrasi.

Baca Juga: Putri Wales dari Inggris, Kate Middleton Muncul di Publik Sejak Umumkan Mengidap Kanker

“Kalau anak itu banyak tidur artinya kesadaran mulai turun atau jangan-jangan sudah dehidrasi, buang air kecil (BAK) jarang, kalau malam suka pakai pempers sampai pagi kering berarti dia tidak ada pipisnya dan itu menjadi salah satu parameter, harus segera dibawa ke rumah sakit, lemas, tangan kaki dingin, Nah itu yang harus dikawal,” katanya.

Selain mual muntah, efek samping kemoterapi yang harus menjadi perhatian adalah adanya sariawan di dalam mulut dan lidah sehingga anak kesulitan berbicara karena kesakitan.

Pencegahan yang bisa dilakukan orang tua, kata Endang adalah dengan memberikan makan sedikit-sedikit untuk kebutuhan kalori dan memberikan makanan atau minuman dingin sebagai efek anestesi pada sariawannya.

Baca Juga: Dokter Sita Andarini: Kanker Paru Bisa Dicegah Sejak Dini dengan Metode Low Dose CT scan Thorax

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan orang tua juga sebaiknya menghindari anak minum susu dari dot sampai tertidur karena sisa susu di mulut bisa menyebabkan sariawan. Sebaiknya sering lakukan rutinitas membersihkan mulut dengan kumur-kumur air garam hangat sebagai desinfektan.

“Ternyata air yang mengandung garam bisa sebagai desinfektan di mulut, jadi kalau di rumah sakit ada NaCl bisa tapi kalau di rumah saya selalu mengajukan itu, tapi jangan ke asinan, dan selalu pertahankan hidrasi, monitor pipisnya,” kata Endang.

Endang mengatakan terapi suportif di luar terapi obat perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak penderita kanker. Orang tua perlu mengenali gejala efek samping dari kemoterapi agar segera bisa mendapat tatalaksana lebih awal.***

Sumber: Antara

Berita Terkait