DECEMBER 9, 2022
Internasional

NATO Yakini Ukraina Tidak Dapat Lancarkan Serangan Balik Terhadap Rusia pada 2024

image
Markas NATO di Brussel, Belgia. (ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe/am.)

ORBITINDONESIA.COM - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), sesuai kesepakatan pada KTT di Washington, tidak akan mengizinkan Ukraina melancarkan serangan balasan terhadap Rusia setidaknya hingga akhir tahun ini, lapor The New York Times pada Jumat, 12 Juli 2024, dengan mengutip para pejabat NATO.

Setelah pertemuan puncak aliansi tersebut pada Kamis, 11 Juli 2024, NATO menerbitkan Deklarasi KTT Washington yang menguraikan paket dukungan senilai 40 miliar dolar AS (sekitar Rp643,93 triliun) untuk Ukraina pada 2025.

Komitmen NATO lebih lanjut terhadap Ukraina akan dibahas pada pertemuan puncak blok tersebut yang bakal diselenggarakan di Belanda pada tahun depan.

Baca Juga: Komunike NATO: Jalan Ukraina untuk Jadi Anggota Aliansi Transantlantik Tak Dapat Dibendung

Para pejabat mengatakan kepada surat kabar itu bahwa hingga tahun depan, Kiev tidak akan siap melancarkan serangan balasan atau menduduki wilayah yang luas.

Mereka juga mengatakan bahwa berbagai persenjataan yang diberikan ke Kiev oleh Barat, diperkirakan akan memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan agar dapat dikirim ke zona tempur, sementara beberapa senjata yang dijanjikan belum bisa dibeli atau diproduksi.

Paket dukungan tersebut diharapkan memungkinkan Ukraina untuk melawan Rusia pada 2025 sementara Ukraina menerima lebih banyak amunisi dan senjata dari Barat serta memindahkan pasukannya lebih dekat ke garis depan, ungkap New York Times, mengutip pejabat senior NATO.

Baca Juga: China: Deklarasi KTT NATO Adalah Mentalitas Perang Dingin dan Jadi Berita Menakutkan Bagi Kawasan Asia-Pasifik

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Juni bahwa Rusia akan melakukan gencatan senjata dan memulai pembicaraan dengan Ukraina segera setelah Kiev menarik pasukan dari wilayah yang dikuasai Rusia dan membatalkan rencana untuk bergabung dengan NATO.

Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak usulan tersebut dan menyebutnya sebagai ultimatum.

Selama ini, negara-negara Barat telah memberikan bantuan militer dan keuangan dalam jumlah besar ke Kiev sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022.

Baca Juga: Korea Selatan dan NATO Bertukar Informasi tentang Senjata Korea Utara Dalam Perang Rusia vs Ukraina

Kremlin secara konsisten memperingatkan agar tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Ukraina, dengan mengatakan hal itu akan menyebabkan eskalasi konflik lebih lanjut.***

Sumber: Antara

Berita Terkait