Perpustakaan Nasional Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Perpustakaan Rusia, Tingkatkan Kualitas Layanan
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 02 Juli 2024 06:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menjalin kerja sama dengan dua perpustakaan di Rusia, yaitu Lembaga Kebudayaan Anggaran Negara Federal dan Perpustakaan Nasional Federasi Rusia, guna meningkatkan kualitas layanan perpustakaan.
"Kita bisa saling belajar dari praktik baik yang dilakukan oleh para mitra dan juga oleh Perpusnas," kata Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia E. Aminudin Aziz dalam acara penandatanganan nota kesepahaman di Moskow, Jumat, 28 Juni 2024, sebagaimana rilis pers yang diperoleh ANTARA, Jakarta, Senin, 1 Juli 2024.
Aminudin mengatakan bahwa selain untuk belajar praktik baik, kerja sama dengan mitra di luar negeri merupakan upaya Perpustakaan Nasional Indonesia untuk bertukar informasi dan pengalaman guna meningkatkan kualitas layanan perpustakaan untuk publik.
Baca Juga: Gol A Gong Kritisi Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae, tentang Pentingnya Perpustakaan
Selain itu, kerja sama kelembagaan itu juga untuk menjalin jejaring yang lebih luas dan untuk menempatkan Perpusnas dalam peta kelembagaan mereka, sehingga Perpusnas dapat ikut terlibat dalam setiap program yang berpotensi untuk dijalin kerja samanya.
Aminudin juga menyebut kerja sama dengan Lembaga Kebudayaan Anggaran Negara Federal (Margarita Rudomino seluruh Perpustakaan Negara Rusia untuk Sastra Asing) sebagai upaya untuk mengumpulkan koleksi naskah Nusantara dan koleksi Indonesia yang ada di dunia.
Dia berharap, kerja sama tersebut memberikan peluang kepada pegawai Perpusnas untuk berkiprah dalam jejaring perpustakaan dunia.
Baca Juga: Ucapan Penulis Ternama Umberto Eko tentang Buku dan Perpustakaan Pribadi
"Intinya adalah saling bertukar informasi, gagasan, dan pengalaman untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat dan meningkatkan kemartabatan lembaga Perpusnas," katanya.
Sementara itu, Kepala Ad Interim Lembaga Kebudayaan Anggaran Negara Federal (Margarita Rudomino seluruh Perpustakaan Negara Rusia untuk Sastra Asing) Maria V. Belokolenko menjelaskan bahwa kerja sama itu dapat ditindaklanjuti dengan seminar daring bidang kesastraan antara kedua negara.
"Kami sangat ingin berkunjung ke Perpusnas sebagai kunjungan balasan," katanya.
Baca Juga: Perpustakaan Jakarta Timur Putar Film Kartun untuk Naikkan Minat Baca Anak
Belokolenko menyebut perpustakaannya dibentuk pada 1921 dan dinamai sesuai dengan nama pendiri sekaligus kepala pertama yaitu Margarita Ivanovna Rudomino. Perpustakaan itu memiliki lebih dari 4,5 juta koleksi dalam 154 bahasa asing yang dibangun sejak 1922.
Koleksinya terdiri dari buku, terbitan berkala, makalah ilmiah, fiksi maupun non-fiksi. Selain itu, perpustakaan tersebut juga memiliki 2.600 koleksi dalam bahasa Indonesia, yang sebagian besar publikasi dari sekitar 1960 hingga sekitar 1980.
"Ada 554 koleksi tentang Indonesia dalam berbagai bahasa di dunia yakni bahasa Inggris, bahasa Rusia, bahasa Jerman, bahasa Belanda, bahasa Prancis, bahasa Indonesia, serta bahasa Jepang. Sebagian besar koleksi ini merupakan sumbangan dari berbagai pihak," kata Maria.
Pada acara penandatanganan memorandum lain di tempat berbeda, Kepala Perpustakaan Nasional Federasi Rusia Vadim Duda menyatakan kerja sama tersebut harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan.
"Ini juga dapat menjadi jembatan kedua negara untuk memperkenalkan budaya melalui kerja sama layanan dan pertukaran bahan perpustakaan," katanya.
Perpustakaan Nasional Federasi Rusia memiliki tugas dan kewajiban dengan Perpusnas, antara lain mengumpulkan semua terbitan nasional melalui undang-undang deposit. Hingga kini, perpustakaan tersebut sudah memiliki lebih dari 50 juta koleksi.
Baca Juga: Perpustakaan Nasional Gelar Pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional 2024
Adapun program yang dapat ditindaklanjuti antar perpustakaan kedua negara yakni pertukaran informasi dan pengetahuan di bidang perpustakaan dan manajemen informasi serta teknologi informasi; pertukaran dan kunjungan staf; pertukaran bahan pustaka; penyelenggaraan program bersama seperti seminar dan pameran dalam bidang perpustakaan; serta aspek-aspek lain yang disepakati.***