DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Satupena Akan Hadirkan Rektor Universitas Brawijaya Malang Widodo, Diskusikan UKT dan Nasib Pendidikan Kita

image
Diskusi Satupena tentang UKT dan nasib pendidikan kita (Foto: Satupena)

ORBITINDONESIA.COM - Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, akan mendiskusikan masalah UKT (uang kuliah tunggal) dan nasib pendidikan kita, dengan narasumber Prof. Widodo, Rektor Universitas Brawijaya Malang.

Obrolan Hati Pena #134 itu akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 30 Mei 2024, pukul 19.00-21.00 WIB. Diskusi itu akan dipandu oleh Anick HT dan Amelia Fitriani.

Tema diskusi pekan ini dipicu oleh mencuatnya isu UKT yang melonjak tajam di beberapa universitas, dan menimbulkan aksi protes dari mahasiswa dan orang tua mahasiswa.

Baca Juga: Stafsus Presiden Billy Mambrasar Tampung Aspirasi Mahasiswa tentang UKT di Kuliah Umum ITB Bandung

Menurut panitia diskusi, setelah hingar bingar dan serangkaian protes memenuhi ruang publik kita, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) memutuskan untuk membatalkan kenaikan UKT untuk tahun ajaran 2024/2025.

Kenaikan UKT yang terbilang drastis itu membuat sejumlah mahasiswa memilih mundur karena tidak punya uang untuk membayar UKT. Di sisi lain, kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih banyak dipertanyakan.

Kenaikan UKT ini juga tak lepas dari kebijakan yang mendorong Perguruan Tinggi Negeri secara bertahap menjadi PTNBH, melalui Permendikbudristek Nomor 2 tahun 2024.

Baca Juga: Nadiem Makarim: Kenaikan Uang Kuliah Tunggal Tahun Ini Dibatalkan

Karena itu, bagi sebagian pengritik pendidikan, pembatalan kenaikan UKT tanpa mencabut akar undang-undangnya hanya menunda masalah karena desakan politik.

Di sisi lain, protes keras terhadap kenaikan UKT ini juga turut dipicu oleh komentar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Tjitjik Sri Tjahjandarie.

Tjitjik menyebut pendidikan tinggi merupakan tertiary education. Pendidikan tinggi bukan termasuk dalam program wajib belajar. Karena itu, sifatnya pilihan.

Baca Juga: Kenaikan Uang Kuliah Tunggal Tahun Ini Dibatalkan, Presiden Jokowi: Tahun Depan Mungkin Naik

Kontan, pernyataan itu seperti menyiram bensin pada api, dianggap melukai perasaan masyarakat yang mengharapkan pendidikan tinggi sebagai pendidikan terjangkau oleh semua kalangan.

Lalu ke mana dana APBN lebih dari 600 triliun untuk pendidikan kita? Bagaimana kebijakan pendidikan kita seharusnya menjawab rasa keadilan mayarakat?

Acara diskusi ini bisa diikuti di link zoom: https:// s.id/hatipena134. Juga bisa melalui livestreaming: Youtube Channel, Hati Pena TV. Selain itu, lewat Facebook Channel: Perkumpulan Penulis Indonesia – Satupena. Disediakan sertifikat bagi yang membutuhkan.***

Berita Terkait