DECEMBER 9, 2022
Internasional

NAH, Anggota Parlemen Korea Selatan Kim Gi Hyeon Sebut Jokowi adalah Figur Revolusioner

image
Kim Gi Hyeon (kanan) berdiskusi dengan delegasi wartawan Indonesia peserta Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea di Seoul, pada Senin 13 Mei 2024. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.VCOM – Seorang anggota Majelis Nasional Korea Selatan Kim Gi Hyeon di Seoul, Senin 13 Mei 2024 menilai Presiden RI Joko Widodo akrab disapa Jokowi adalah figur revolusioner dari latar belakang sipil.

Hal tersebut ia katakan dalam pertemuan dengan delegasi wartawan Indonesia peserta program Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea yang diselenggarakan oleh Korea Foundation bekerja sama dengan Foreign Policy Community of Indonesia.

“Saya rasa Presiden Jokowi telah berkontribusi besar pada demokrasi, pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan peran Indonesia dalam panggung global,” kata Kim ketika berdiskusi dengan delegasi wartawan Indonesia di Majelis Nasional Korea Selatan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sapa Masyarakat dan Santap Nasi Goreng di Pusat Perbelanjaan Kendari, Sulawesi Tenggara

Menurut Kim, kepemimpinan Jokowi sangat kuat sehingga bisa merangkul kelompok oposisi untuk masuk ke pemerintahan.

Kim, yang pernah menyambut kunjungan Presiden Jokowi ke Seoul pada 2022, berharap kepemimpinan Jokowi bisa diteruskan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Presiden terpilih (Prabowo) memiliki beragam latar belakang dalam perjalanan kariernya. Saya berharap dia bisa memimpin pembangunan Indonesia lebih lanjut dengan didukung stabilitas,” ujar Kim.

Baca Juga: Dibawa Jokowi Kunjungan Kerja, Muhammad Qodari: Kepuasan Publik kepada Presiden Tinggi

Kim sebelumnya menjabat Ketua Partai Kekuatan Rakyat (PPP), yang adalah partai berkuasa di Korea Selatan sekarang ini.

Desember 2023, ia mengundurkan diri dari jabatannya karena tidak mampu memenuhi tanggung jawab yang besar dalam mereformasi partai dan berkontribusi pada keberhasilan pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol.

Pengundurannya ini mencerminkan tekanan internal dan ketidakpuasan publik yang dihadapi PPP, yang kemudian disusul dengan kekalahan partai itu dalam pemilu parlemen Korea Selatan. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait