Peneliti INDEF Eisha Maghfiruha: Konflik Geopolitik Bisa Tingkatkan Beban Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 21 April 2024 03:57 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF, Eisha Maghfiruha menyatakan, kurs rupiah yang tinggi akibat konflik geopolitik yang terjadi kini dapat meningkatkan beban pelaku UMKM dan ibu rumah tangga.
“Kurs rupiah terhadap dolar yang meningkat pasti memberikan dampak terhadap biaya pengeluaran yang lebih besar,” ucap Eisha Maghfiruha dalam diskusi daring yang bertajuk “Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global” diikuti dari Jakarta, Sabtu, 20 April 2024.
Eisha Maghfiruha menuturkan, depresiasi rupiah yang terjadi saat ini akibat konflik Iran-Israel memberikan dampak terhadap bertambahnya biaya produksi, sehingga ikut meningkatkan harga produk.
Baca Juga: IPSOS tentang Tren 2024: Metode Jualan Live Shopping Akan Tetap Jadi Primadona UMKM
Terkait hal tersebut, maka ia menilai, kurs yang tinggi dapat membuat pengeluaran para ibu rumah tangga membengkak, akibat naiknya harga bahan pokok yang banyak didapatkan secara impor, misalnya beras dan kacang kedelai.
Selain ibu rumah tangga sebagai konsumen, Eisha menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah yang naik juga memberatkan bagi para pelaku UMKM sebagai produsen, terutama yang menggunakan bahan baku dari luar negeri.
“Kenaikan harga input itu memberikan dampak terhadap biaya produksi,” ujarnya.
Baca Juga: Asosiasi UMKM Indonesia: Konsumen Lebih Suka Belanja Daring Karena Hemat Waktu dan Tenaga
Walaupun secara historis saat krisis moneter Asia pada akhir dekade 90-an UMKM merupakan sektor usaha yang mampu bertahan dan menopang perekonomian nasional, ia menyatakan bahwa kini situasinya berbeda.
Menurutnya, dahulu UMKM lebih banyak menggunakan sumber daya lokal. Namun kini transaksi dagang semakin terbuka sehingga banyak UMKM yang menggunakan bahan baku impor atau bahkan menjadi reseller produk-produk dari luar negeri.
“Kalau memang (produsen) tidak bisa menahan beban produksi, ya mau tidak mau harus dibebankan kepada harga produk yang lebih tinggi,” kata Eisha.
Baca Juga: Bank BRI Bangun Gedung Pengembangan UMKM di Ibu Kota Negara Nusantara: Diresmikan Jokowi
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.