Salamuddin Daeng: Makan Gratis untuk Pelajar Banyak yang Nyinyir, Kok Bansos BBM Tak Ada yang Menolak?
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 04 Maret 2024 10:18 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tidak ada yang tahu kalau Bansos itu sebagian besarnya adalah Bansos Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini juga tidak diketahui oleh para penolak Bansos pada pemilu 2024 ini, bahwa di balik penolakan Bansos tersebut mereka ternyata setiap hari memakan bansos BBM.
Dalam APBN 2024 negara mengalokasikan dana 496,8 triliun rupiah untuk anggaran perlindungan sosial. Berbagai program bantuan sosial ini begitu luas.
Maksud dari bantuan sosial ini adalah agar negara atau pemerintah dapat membantu seluruh sisi sosial atau menjangkau semua kelompok yang rentan secara sosial. Sudah bagus!
Baca Juga: Salamuddin Daeng: Kemunduran Barat Tak Bisa Ditunda, Indonesia Maju Sulit Dihentikan
Anggaran yang cukup besar untuk berbagai program yakni : 1) program keluarga harapan untuk 10 juta keluarga; 2). Program ATENSI bagi 38 ribu anak; 3) Program PBI JKN bagi 96,8 juta peserta, 4) Program Indonesia Pintar bagi 20,8 juta siswa; 5) Program subsidi bunga KUR bagi 6,09 juta debitur; 6) BLT desa bagi 2,96 juta keluarga; 7) Penyaluran subsidi BBM sebanyak 19,58 juta KL atau 19,58 miliar liter BBM.
Bagian terakhir subsidi BBM ini mengagetkan! Dari total Anggaran Perlindungan Sosial tahun 2024 senilai 496,8 triliun rupiah, ternyata yang paling besar adalah subsidi BBM, LPG 3 kg mencapai 95,59 triliun rupiah atau 20 persen dari total dana bansos. Wah besar sekali ya Bansos BBM.
Dalam realisasi subsidi BBM tahun 2023 terlihat subsidi tersebut untuk menyediakan BBM subsidi 16,5 miliar liter dan LPG 3 kg sebanyak 7,7 kg. Ini luar biasa besarnya bantuan sosial yang diberikan pemerintah bagi penyediaan BBM.
Baca Juga: Salamuddin Daeng: Greenflation Sakit Kepala
Tentu saja, penerima bansos BBM ini bukan hanya orang yang berhak, tapi juga pengusaha angkutan pemilik tambang dan kebun sawit. Mereka memakan bansos solar.
Uang negara untuk bansos BBM bukan cuma subsidi, akan tetapi ada juga kompensasi. Nah, kompensasi ini adalah kerugian yang ditanggung BUMN karena menjual BBM di bawah harga pasar. Uang ini kemudian diganti oleh pemerintah dengan dana bansos kompensasi. Jumlahnya lebih dahsyat lagi.
Dalam laporan Kementerian Keuangan tahun 2023 keseluruhan subsidi dan kompensasi energi mencapai 475,66 triliun rupiah, jumlah ini setara dengan separoh belanja Non KL senilai 1087 triliun rupiah.
Baca Juga: Mahfud MD: Yang Bagikan Bansos Cukup Lurah agar Tidak Dipolitisasi
Ini sungguh luar biasa nilai Bansos energi. Dana kompensasi energi mencapai 206 triliun rupiah. Dana kompensasi listrik sebagaimana laporan keuangan PLN tahu 2022 senilai 63 triliun rupiah. Jadi sisanya adalah kompensasi BBM yang diterima Pertamina yakni 137 triliun rupiah.
Bansos subsidi dan Bansos kompensasi BBM pertalite, solar dan LPG disalurkan setiap hari. Tidak peduli tahun politik, tidak peduli ada pemilu atau tidak ada pemilu. Bansos BBM terus disalurkan. Para politisi anti pemerintah banyak yang menolak bansos sembako sebelum pemilu, tapi tidak menolak bansos BBM.
Sekarang banyak politisi menolak program makan siang gratis untuk pelajar dan bantuan gizi untuk ibu hamil. Katanya, program itu akan bikin negara bangkrut.
Baca Juga: Salamuddin Daeng: Dirty Campaign, Serta Ancaman Misinformasi dan Disinformasi Pada Pemilu 2024
Bahkan ada yang mengusulkan agar Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak usah ikut ikutan lagi dalam program ini. Katanya, akan membuat APBN defisit gede dan negara bangkrut.
Broo! Program ini adalah doa, yang tembus ke langit, memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tidak memakan harta mereka. Imbalan dari penguasa langit dan bumi Inshaa Allah tunai.
(Oleh: Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi) ***