Pertamina EP Zona 7: Temuan Cadangan Migas di Jawa Barat Masih Dalam Evaluasi Teknis
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 29 Februari 2024 08:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pertamina EP Zona 7 mengatakan, temuan sumber cadangan minyak dan gas (migas) di wilayah Jawa Barat masih dalam proses evaluasi teknis, sehingga jadwal produksi masih tentatif.
“Kami masih melakukan evaluasi teknis dengan tim eksplorasi dan tim development. Tentunya nanti kami akan mengajukan untuk koordinasi dengan SKK Migas,” ujar Senior Manager Production and Project PEP Zona 7 Sakti Parsaulian saat ditemui di Kantor Pertamina EP Zona 7, Cirebon, Jawa Barat, Rabu, 28 Februari 2024.
Sakti mengatakan, tim eksplorasi Pertamina berhasil menemukan empat sumur di Jawa Barat yang menjadi sumber cadangan untuk migas, yakni East Pondok Aren, Bambu Hijau, East Akasia Cinta, serta Akasia Prima.
Baca Juga: Januari 2024, Pertamina Jadi Sponsor Utama Tim Motor Valentino Rossi
Dari keempat sumur tersebut, Akasia Prima sudah memasuki tahap put on production (POP) atau berproduksi. Selanjutnya, kata dia, adalah East Pondok Aren.
“Akan kita lihat nanti produksinya, mekanisme produksinya seperti apa,” kata Sakti.
Ia juga memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh tim eksplorasi dan tim development, sebelum memutuskan untuk melanjutkan temuan ke tahapan produksi. Pertimbangan tersebut meliputi segi ekonomi, sosial, dan regulasi.
Baca Juga: Kerja Sama dengan Valentino Rossi, Pertamina Lubricants Harumkan Eksistensi RI di Kancah Global
Ketika suatu sumur berlokasi di perkotaan, kata Sakti, yang mana di atasnya sudah banyak rumah penduduk, akan membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama untuk mendapat izinnya.
Adapun yang melakukan pengajuan dan evaluasi terkait temuan sumur oleh tim eksplorasi dilaksanakan oleh kantor pusat.
Oleh karena itu, SKK Migas selaku institusi yang bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, secara rutin melakukan monitor pada proses pendalaman temuan sumber cadangan migas tersebut.
“Support yang kami berikan lebih ke monitoring dan melihat kendala-kendala apa saja yang mungkin dari SKK Migas bisa membantu,” kata Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, Nyimas Rikani Fauziah.