Sastrawan Abdul Hadi WM yang Karya-karyanya Bernapaskan Sufistik Meninggal Dunia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 19 Januari 2024 11:21 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sastrawan Abdul Hadi WM meninggal dunia pada Jumat, 19 Januari 2024, pukul 3.36 dini hari. Demikian berita duka cita yang disampaikan kerabat, dan beredar di media sosial.
Menurut kerabat Abdul Hadi WM, jenasah disemayamkan di rumah duka: Vila Mahkota Pesona Jatiasih, Bojong Kulur dari RSPAD Gatot Subroto.
Menurut rencana, jenazah Abdul Hadi WM akan dimakamkan di taman pemakaman setempat ba'da salat Jumat.
Abdul Hadi WM atau nama lengkapnya Abdul Hadi Wiji Muthari, lahir pada 24 Juni 1946. Ia adalah sastrawan, budayawan, dan ahli filsafat.
Namanya dikenal melalui karya-karyanya yang bernapaskan sufistik. Penelitian-penelitiannya dalam bidang kesusasteraan Melayu Nusantara dan pandangan-pandangannya membahas tentang Islam dan Pluralisme.
Anak sulung dari empat bersaudara (semua laki-laki) ini pada masa kecilnya sudah berkenalan dengan bacaan-bacaan yang berat dari pemikir-pemikir seperti Plato, Sokrates, Imam Ghazali, Tagore, Muhammad Iqbal.
Sejak kecil pula ia telah mencintai puisi dan dunia tulis-menulis. Penulisannya dimatangkan terutama oleh karya-karya Amir Hamzah dan Chairil Anwar.
Bersama teman-temannya Zawawi Imron dan Ahmad Fudholi Zaini, Hadi mendirikan sebuah pesantren di kota kelahirannya tahun 1990 yang diberi nama Pesantren An-Naba.
Pesantren ini terdiri dari masjid, asrama, dan sanggar seni tempat para santri diajari sastra, seni rupa (berikut memahat dan mematung), desain, kaligrafi, mengukir, keramik, musik, seni suara, dan drama.
Pada tahun 1969, Abdul Hadi memperoleh Hadiah Puisi Terbaik II Majalah Sastra Horison. Hadiah ini diperoleh untuk sajaknya yang berjudul Madura yang terbit tahun 1968.
Lalu pada tahun 1977, Abdul Hadi memperoleh Hadiah Buku Puisi Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta.
Hadiah ini diberikan kepadanya untuk kumpulan sajak yang ditulisnya, yaitu Meditasi. Kumpulan sajak ini diterbitkan pada tahun 1976.
Pemerintah Indonesia juga memberikan Hadiah Seni kepadanya pada tahun 1979 atas prestasinya dalam penulisan sajak.
Kemudian, pada tahun 1985, Abdul Hadi menerima Hadiah Sastra ASEAN dari Putra Mahkota Thailand. Hadiah ini merupakan penghargaan atas sajaknya yang berjudul Tergantung pada Angin. Sajak ini diterbitkan pada tahun 1983.
Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar menyatakan, meninggalnya Abdul Hadi WM merupakan kehilangan besar bagi dunia sastra dan penulisan Indonesia. ***