Orbit Indonesia
Update Perang Israel-Hamas: Pasukan Militer Israel Melakukan Serangan Darat Menggunakan Tank di Gaza
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 26 Oktober 2023 16:31 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Pasukan Militer Israel melakukan serangan darat menggunakan tank di seluruh wilayah Gaza Utara selama semalam suntuk tanpa henti.
Serangan darat menggunakan tank di Gaza tersebut merupakan permulaan dari Israel untuk persiapan invasi darat di wilayah kantong Palestina yang saat ini sedang dikepung.
Selain itu, seluruh tank milik Pasukan Militer Israel juga akan digunakan untuk melakukan serangan yang ditargetkan di Gaza dan sebagai persiapan perang selanjutnya melawan Hamas.
Baca Juga: Kasus Penembakan Massal di Maine Amerika Serikat Menewaskan 22 Orang dan Melukai 50 Orang
"Semalam, IDF melakukan serangan yang ditargetkan menggunakan tank di Jalur Gaza Utara," kata militer Israel dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 26 Oktober 2023.
"(Serangan menggunakan tank tersebut merupakan) bagian dari persiapan untuk tahap pertempuran selanjutnya. Para tentara keluar dari wilayah tersebut setelah serangan selesai," kata mereka.
Sebelumnya, Pasukan Militer Israel sudah memberikan peringatan kepada warga sipil di utara untuk pindah ke selatan, namun 350.000 orang penduduk disana memilih untuk tetap di rumah.
Para penduduk beranggapan bahwa peringatan itu sangat tidak masuk akal, mengingat Israel berulang kali mengebom wilayah selatan setelah 1,1 juta penduduk utara pindah kesana.
Penduduk sipil yang menetap di tempat penampungan sempit di utara saat ini sedang menghadapi krisis yang sangat memprihatinkan dengan kondisi kekurangan air dan makanan.
Tidak lama berselang, Pasukan Militer Israel tiba di Jalur Gaza dengan menggunakan kendaraan lapis baja dan mulai menyerang markas Hamas.
Ini merupakan serangan darat dengan skala paling besar yang dilakukan oleh Israel sejak Gaza mulai dikepung dan sebelum invasi darat yang direncanakan akan dilakukan.
Tank dan kendaraan infentari milik Pasukan Militer Israel meluluh lantakan banyak sekali bangunan yang diduga merupakan pos peluncuran anti tank dan markas Hamas.
Menurut beberapa laporan dari media internasional, Israel sudah menyiapkan sebanyak 360.000 tentara cadangan dan beberapa unit tank diluar wilayah Gaza saat penyerangan terjadi.
Baca Juga: Prediksi Skor Pertandingan BRI Liga 1: Barito Putera vs Persikabo 1973, Head to Head, Susunan Pemain
Mereka tetap melancarkan serangan darat dengan alat tempur berat saat tekanan dari internasional meningkat yang meminta Israel untuk menunda invasi darat ke Gaza.
Pihak internasional berfokus untuk menyelamatkan sandera, yang setengah dari jumlah 220 sandera merupakan warga negara dari 25 negara berbeda, agar tidak menjadi korban dari serangan tersebut.
Sebanyak 6.500 orang sudah tewas akibat serangan balasan dari Israel dan penduduk Palestina sudah mulai mengubur korban tidak dikenal di sebuah kuburan masal.
Baca Juga: Alex Runggeary: Kopi Paling Enak se Dunia
PBB mengikuti Kementerian Kesehatan Gaza saat mengabarkan jumlah korban tewas saat ini, sementara Joe Biden tidak yakin dengan jumlah korban yang disebutkan.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan bahwa mereka tersinggung dengan komentar Biden dan meminta Presiden untuk segera meminta maaf.
Ratu Yordania, Rania, mengatakan bahwa para pemimpin dari Barat menerapkan standar ganda dan mengecam mereka karena menentang gencatan senjata.
Baca Juga: Terlibat Kasus Dugaan Pemerasan, Rumah Ketua KPK Firli Bahuri Dikabarkan Digeledah Polda Metro Jaya!
Rania yang memiliki darah Palestina dari sang ibu mengklaim bahwa negara-negara Barat yang mendukung Israel ikut terlibat dalam serangkaian serangan di Gaza.
Wakil Perdana Menteri Inggris, Oliver Dowden, mengatakan bahwa pihaknya akan mengadakan Pertemuan Komite Tanggap Darurat Cobra pada hari Kamis, 26 Oktober 2023.
Dowden akan segera melakukan pendekatan kepada kedua belah pihak agar segera melakukan gencatan senjata yang tujuannya adalah menyelamatkan seluruh sandera Inggris di Gaza.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa konflik Israel dan Hamas di Palestina berpotensi menyebar ke luar Timur Tengah.
Putin juga mengatakan bahwa membunuh perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia dalam perang merupakan sebuah kejahatan dan pelakunya harus dihukum.
"Tugas kami hari ini, tugas utama kami, adalah menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan," kata Putin dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 26 Oktober 2023.
"Jika tidak, eskalasi krisis konflik ini akan membawa konsekuensi yang sangat serius, berbahaya, dan sangat merusak. Dan tidak hanya di Timur Tengah, hal ini bisa melampaui batas-batas Timur Tengah," katanya.
Konflik Israel dan Hamas di Gaza, Palestina, harus segera dihentikan secepatnya karena banyak mengorbankan warga sipil tidak bersalah dan dapat berpotensi menyebar ke luar dari kawasan Timur Tengah.***