Roger Paulus Silalahi: Tanggung, Sekalian Saja Hancurkan Bandara Ngurah Rai Bali
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 22 Juli 2023 09:35 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sebuah restoran yang bernama A Fung menjual bakso di airport Ngurah Rai, Bali. Mereka kedatangan tamu seorang selebgram Jovi Adhiguna namanya.
Jovi makan di restoran di Bali itu, dicampur kerupuk babi. Ini divideokan buat konten. A Fung merasa kecolongan, tidak mau kalah, sebagai restoran halal (katanya) harus memastikan ke-halal-an restonya.
Entah pengelola restoran Bali itu bodoh atau demi konten, A Fung secara 'lebay' menghancurkan semua alat makan dan sekaligus sarana cuci piringnya, takut terkontaminasi Babi.
Jangan salah, harus divideokan, demi konten. Kemudian hal secuil berjudul makan kerupuk Babi dianggap berhasil menaikkan viewer dan popularitas, baik Jovi maupun A Fung. Jangan-jangan kerja sama nih, demi konten.
Saya sempat melihat papan nama Bakso A Fung di airport. Di kepala saya saat itu, pasti enak, mienya pakai minyak babi, baksonya pakai minyak babi, secara namanya kan A Fung ya.
Ternyata saya salah, anti-babi, 100 persen halal. Bahkan rela merusak barang senilai entah berapa itu, demi didikan bodoh bagi masyarakat. Ya, hal seperti ini adalah didikan yang salah, pembodohan, apapun dasarnya.
Apakah tidak ada cara lain selain menghancurkan semua alat makan dan sarana cuci piring? Apakah tidak sekalian saluran pembuangan air kotornya dibongkar dan diganti baru? Apakah semua tempat duduk dan meja tidak dihancurkan? Kenapa tidak hancurkan sekalian airport nya?
Baca Juga: Prediksi Skor Pekan Ke 4 BRI Liga 1, Bhayangkara FC Melawan Persikabo 1973, Incar Kemenangan Perdana
Bali banyak yang makan babi, banyak hal terkontaminasi babi. Supplier A Fung mungkin juga ada orang Bali asli yang makan babi. Karyawannya juga mungkin ada yang Bali asli dan makan babi.
Jangan pakai orang Bali untuk kerja, jangan pakai supplier orang Bali, jangan belanja di toko di Bali, semuanya sangat mungkin terkontaminasi babi.
Jadi... jangan buka restoran di Bali! Enyah dari Bali!
Beragamalah dengan baik, bukan dengan menyakiti hati orang lain. Bukan dengan menghancurkan sekian banyak sarana makan dan cuci piring, yang nilainya cukup untuk makan banyak orang yang kekurangan. Beragamalah dengan adab yang seharusnya.
Apakah A Fung dan pemilik A Fung tidak punya rekening bank konvensional yang makan riba? Apakah A Fung dan Pemilik A Fung tidak memanfaatkan pembayaran mundur sekian minggu atau bulan? Apakah A Fung dan pemilik A Fung tidak berhubungan sama sekali dengan satupun orang yang makan babi?
Sungguh kasus kecil ini membuat saya muak, jijik, karena agama dijadikan sarana membuat konten! Karena agama dimanfaatkan dan dijadikan dasar untuk merusak barang yang masih bagus dan dapat berguna untuk orang lain. Karena agama dijadikan dasar bertindak tanpa nalar.
Apapun, saya tidak akan makan di A Fung. Saya menyarankan pihak airport Ngurah Rai mengusir A Fung. Tidak layak usaha seperti ini ada di Bali, karena usaha ini tidak mungkin memberikan lapangan pekerjaan atau pemasukan bagi masyarakat Bali asli yang mayoritas makan babi.
Saya menyarankan Pemprov Bali untuk mengusir usaha semacam ini dari Bali, agar tidak merusak tatanan hidup masyarakat dan budaya Bali. Ok A Fung, siapa menabur angin akan menuai badai.
(Oleh: Roger Paulus Silalahi). ***