DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengkritik Protes Luhut terhadap Penilaian Bank Dunia Terkait Memburuknya Logistik Indonesia

image
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan protes terhadap Bank Dunia soal penilaian logistik Indonesia.

 

ORBITINDONESIA.COM - Sikap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang protes dengan keras terhadap Bank Dunia atas penurunan peringkat LPI (Indeks Kinerja Logistik) Indonesia, patut disayangkan.

Sikap protes Luhut tersebut aneh karena tidak legowo dan kurang menghargai penilaian serius dari lembaga keuangan global yang berkompeten dalam melakukan penilaian kinerja ekonomi lintas negara.

Sikap Luhut yang terlihat tidak menerima penurunan peringkat LPI Indonesia yang disampaikan oleh Bank Dunia menunjukan ia bukan sosok negarawan yang patut ditiru.

Baca Juga: 5 Kegiatan yang Bisa Orang Tua Lakukan Saat Hari Anak Nasional Untuk Mempererat Hubungan Dengan Buah Hati

Sikap Luhut tersebut terkesan arogan mengabaikan kompetensi Bank Dunia, juga terkesan tidak mau terima kritik dan tidak mau mendengar dan angkuh menunjukan power muscle bahwa segala penilaian buruk dari lembaga lain harus ditentangnya.

Sikap Luhut tersebut sebenarnya merugikan pemerintahan Jokowi sendiri. Ada tiga alasannya:

Pertama, mengabaikan kompetensi Bank Dunia. Bank Dunia merupakan sebuah lembaga keuangan global yang berpengalaman dan berkompeten dalam melakukan penilaian dan analisis secara serius.

Sikap protes yang ditunjukkan oleh Luhut terhadap Bank Dunia menunjukkan kurangnya apresiasi terhadap otoritas dan reputasi lembaga tersebut.

Kedua, kurangnya kepedulian pada perbaikan. Sikap protes yang terlalu defensif dari Luhut tidak membantu dalam memperbaiki peringkat LPI Indonesia.

Baca Juga: Jelang Hari Anak, Kementerian PPPA Buka Forum Anak untuk Selesaikan Permasalahan di Lingkungan Sekitar

Sebagai seorang pemimpin, Luhut seharusnya lebih fokus pada upaya perbaikan nyata daripada merespon dengan emosi yang mengabaikan analisis mendalam Bank Dunia.

Ketiga, mengabaikan potensi perbaikan. Laporan Bank Dunia dapat menjadi sumber informasi yang berharga dalam mengidentifikasi masalah dan peluang perbaikan.

Dengan mendengarkan dengan terbuka dan menggali lebih dalam informasi yang diberikan, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk meningkatkan sektor logistik Indonesia.

Luhut sebaiknya merespon penilaian penurunan logistik Indonesia dari Bank Dunia secara lebih konstruktif.

Ada lima strategi yang seharusnya direspon oleh Luhut dan pengambil kebijakan (policy makers) lainnya terkait isu penurunan kinerja logistik Indonesia. Yaitu:

Baca Juga: Dr KH Amidhan Shaberah: Hijrah dan HAM

Pertama, sikap terbuka dan bersedia mendengar. Luhut dan pemerintah perlu mengadopsi sikap terbuka dan bersedia mendengarkan kritik serta saran yang konstruktif.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi mereka untuk melibatkan ahli logistik, pengamat independen, dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka mencari solusi yang lebih baik.

Kedua, menggunakan laporan Bank Dunia sebagai landasan. Alih-alih menolak atau memprotes laporan Bank Dunia, pemerintah sebaiknya menggunakan laporan tersebut sebagai landasan untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap sektor logistik Indonesia.

Informasi yang diberikan oleh lembaga tersebut dapat membantu dalam merumuskan strategi perbaikan yang lebih efektif.

Ketiga kolaborasi dengan Bank Dunia dan lembaga lain terkait. Pemerintah dapat memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang tersedia di Bank Dunia serta lembaga-lembaga terkait lainnya untuk melakukan kajian mendalam tentang sektor logistik Indonesia.

Baca Juga: Profil Lengkap Cinta Mega, Anggota DPRD DKI Jakarta yang Diduga Main Game Ternyata dari Fraksi PDIP

Melalui kerjasama ini, pemerintah dapat menggali wawasan yang lebih dalam dan merancang langkah-langkah perbaikan yang tepat.

Keempat, fokus pada rencana aksi yang konkret. Pemerintah harus fokus pada rencana aksi konkret untuk meningkatkan kinerja logistik Indonesia. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur, pelatihan tenaga kerja, penyederhanaan regulasi, serta peningkatan koordinasi antara berbagai instansi terkait.

Kelima, membangun kultur penerimaan terhadap kritik. Pemerintah perlu membentuk kultur yang mendorong penerimaan terhadap kritik dan saran yang konstruktif. Hal ini akan membantu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kemampuan untuk merespons dengan cepat terhadap masalah yang muncul.

Sikap protes Luhut Binsar Pandjaitan terhadap Bank Dunia atas penurunan peringkat LPI Indonesia telah menurunkan martabat pemerintahan Jokowi saat ini. Terkesan pemerintahan tidak mau membenah diri dan hanya percaya pada survey kepuasan domestik yang belum tentu valid.

Ke depan diharapkan pemerintah dapat mengadopsi sikap yang lebih terbuka, berfokus pada solusi, dan memanfaatkan informasi dari Bank Dunia untuk memperbaiki sektor logistik Indonesia secara efektif.

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta dan CEO Narasi Institute. ***

 

Berita Terkait