DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Sisi Lain dari Kasus Mario Dandy yang Gemar Pamer Harta, Ini Cara Agar Tidak Terjebak pada Perilaku Flexing

image
Mario Dandy anak pejabat pajak terlibat kasus penganiayaan dan pamer kekayaan

ORBITINDONESIA.COM- Seperti yang telah kita ketahui kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satriyo anak tukang pamer kekayaan tengah viral di publik.

Kasus tersebut membawa Mario Dandy Satriyo ke jeruji besi dan berujung semua unsur kehidupannya di korek netizen dari keluarga sampai perilaku pamer kekayaan.

Pasalnya, publik menilai jika kelakuan anak pejabat yang arogan ternyata terlihat dari media sosialnya yang gemar pamer kekayaan baik Mario Dandy Satriyo maupun Ibunya.

Baca Juga: Teori Gorosei Benarkah Pencipta dan Pemilik Senjata Penghancur Kuno di One Piece

Menurut pakar psikologi sosial dari Universitas Indonesia Dicky C. Pelupessy, Ph.D. menilai bahwa orang yang menunjukkan perilaku flexing atau pamer kekayaan di media sosial cenderung memiliki masalah insecurity atau ketidakamanan dan self esteem atau harga diri yang rendah.

"Sebenarnya kalau kita lihat dari kacamata psikologis, di situ ada problem dengan self-esteem orang tersebut," ujar Dicky.

Ada problem dengan rasa aman, rasa nyamannya, jadi ada insecurity yang kemudian dia cari kompensasinya jelas Dicky.

Baca Juga: Sinopsis Bullet Head: Konflik Antara Tiga Penjahat, Pemburu, dan Pitbull Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini

Pada prinsipnya setiap manusia memiliki self atau diri atau dapat diterjemahkan sebagai kesadaran tentang dirinya sendiri yang menjadi penggerak dari perilaku seseorang.

Ketika kesadaran diri dan rasa penghargaan terhadap dirinya sendiri rendah, seseorang ingin mendapatkan pengakuan dan pujian bahwa dirinya lebih baik yang datang dari luar dirinya atau orang lain.

Yang menjadi masalah, sebagian orang merasa bahwa flexing bisa dijadikan sebagai cara kompensasi untuk mendapatkan pengakuan tersebut.

Baca Juga: BRI Liga 1: PSS Sleman Melawan Persikabo 1973, Laskar Pajajaran Raih Kemenangan Pertama

"Dia berusaha mengompensasi dengan cara flexing. Dia pikir kalau, 'Saya punya harta benda yang mahal, yang mungkin tidak semua orang bisa miliki, terbatas', dia pikir itu akan membuat dia akan dinilai orang lebih baik dan lebih hebat. Kemudian nanti, 'Saya akan mendapat sehingga saya merasa aman dan nyaman'," jelas Dicky.

Apabila seseorang tidak bisa berdamai dengan dirinya, maka orang tersebut akan merasa cemas terus-menerus, termasuk merasa tidak aman dan rendah diri terus-menerus.

Jika hal ini terus ditumpuk, maka akan menimbulkan masalah secara psikologis.

Halaman:
1
2

Berita Terkait