Sisi Lain dari Kasus Mario Dandy yang Gemar Pamer Harta, Ini Cara Agar Tidak Terjebak pada Perilaku Flexing
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 26 Februari 2023 21:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Seperti yang telah kita ketahui kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satriyo anak tukang pamer kekayaan tengah viral di publik.
Kasus tersebut membawa Mario Dandy Satriyo ke jeruji besi dan berujung semua unsur kehidupannya di korek netizen dari keluarga sampai perilaku pamer kekayaan.
Pasalnya, publik menilai jika kelakuan anak pejabat yang arogan ternyata terlihat dari media sosialnya yang gemar pamer kekayaan baik Mario Dandy Satriyo maupun Ibunya.
Baca Juga: Teori Gorosei Benarkah Pencipta dan Pemilik Senjata Penghancur Kuno di One Piece
Menurut pakar psikologi sosial dari Universitas Indonesia Dicky C. Pelupessy, Ph.D. menilai bahwa orang yang menunjukkan perilaku flexing atau pamer kekayaan di media sosial cenderung memiliki masalah insecurity atau ketidakamanan dan self esteem atau harga diri yang rendah.
"Sebenarnya kalau kita lihat dari kacamata psikologis, di situ ada problem dengan self-esteem orang tersebut," ujar Dicky.
Ada problem dengan rasa aman, rasa nyamannya, jadi ada insecurity yang kemudian dia cari kompensasinya jelas Dicky.
Baca Juga: Sinopsis Bullet Head: Konflik Antara Tiga Penjahat, Pemburu, dan Pitbull Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini
Pada prinsipnya setiap manusia memiliki self atau diri atau dapat diterjemahkan sebagai kesadaran tentang dirinya sendiri yang menjadi penggerak dari perilaku seseorang.
Ketika kesadaran diri dan rasa penghargaan terhadap dirinya sendiri rendah, seseorang ingin mendapatkan pengakuan dan pujian bahwa dirinya lebih baik yang datang dari luar dirinya atau orang lain.
Yang menjadi masalah, sebagian orang merasa bahwa flexing bisa dijadikan sebagai cara kompensasi untuk mendapatkan pengakuan tersebut.
Baca Juga: BRI Liga 1: PSS Sleman Melawan Persikabo 1973, Laskar Pajajaran Raih Kemenangan Pertama
"Dia berusaha mengompensasi dengan cara flexing. Dia pikir kalau, 'Saya punya harta benda yang mahal, yang mungkin tidak semua orang bisa miliki, terbatas', dia pikir itu akan membuat dia akan dinilai orang lebih baik dan lebih hebat. Kemudian nanti, 'Saya akan mendapat sehingga saya merasa aman dan nyaman'," jelas Dicky.
Apabila seseorang tidak bisa berdamai dengan dirinya, maka orang tersebut akan merasa cemas terus-menerus, termasuk merasa tidak aman dan rendah diri terus-menerus.
Jika hal ini terus ditumpuk, maka akan menimbulkan masalah secara psikologis.
Baca Juga: Inilah Kronologi Thariq Halilintar Harus Dilarikan Ke Rumah Sakit, Berawal dari Hidung Mimisan
Agar tidak terjebak pada perilaku flexing, menurut Dicky, setidaknya ada dua hal yang dapat dilakukan dengan menerapkan counter thinking dan berpikir sejenak sebelum mengambil tindakan.
Pertama, posisikanlah diri sendiri sebagai audiens atau orang lain yang akan melihat dan merespons unggahan flexing di media sosial.
Kedua, carilah cara kompensasi lain yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan harga diri selain flexing.
Baca Juga: Inilah Perkembangan Terbaru Kondisi David Korban Aniaya Mario Dandy Satriyo: Sudah Respon Suara
"Memikirkan kira-kira apa, sih, reaksi orang ketika melihat saya flexing. Apakah kemudian beneran mereka akan memuji-muji saya, membuat saya terasa lebih hebat. Ataukah kemudian sebetulnya orang biasa saja (tidak memuji)," terang Dicky.
Menurut Dicky, orang-orang terdekat juga bisa turut andil untuk menegur atau mengingatkan bahwa perilaku flexing tidak selalu berujung mendapatkan pujian dan justru akan mendapat cibiran dan publik menganggapnya biasa saja.
Baca Juga: Newcastle United Percaya Diri Bisa Kalahkan Manchester United di Laga Final Carabao Cup, Minggu Malam WIB
Kalau kita jadi orang yang kenal dekat, tidak apa-apa mengingatkan.
Bahwa jika kamu memamerkan kekayaan, itu tidak lantas membuat orang terkesan, bahkan mungkin bisa jadi yang kamu dapatkan adalah cibiran.
Dan mungkin orang akan menganggap itu sesuatu yang biasa saja.
Dapatkan informasi terbaru lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.