Anne Frank dan Kisah Pengkhianat Keluarga Frank yang Diragukan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 16 Agustus 2022 00:40 WIB
ORBITINDONESIA - Bagaimana jika penyelidikan atas pihak-pihak yang terlibat dan korban tragedi kemanusiaan, Anne Frank, yang telah meninggal lebih dari setengah abad lalu, masih berlangsung, bahkan baru saja dimulai? Apa yang sebenarnya ingin dibuktikan?
Mungkin pernyataan Marcus Aurelius, “Everything we hear is an opinion, not a fact. Everything we see is perspective, not the truth,” adalah yang paling sesuai dalam penggambaran kasus meninggalnya Anne Frank dan dugaan kontroversial terhadap siapa yang mengkhianatinya.
Enam tahun lalu, tim penyidik yang dipimpin oleh pensiunan FBI, Vincent Pankoke mengungkap seorang tersangka yang melaporkan keberadaan Anne Frank dan keluarganya kepada Nazi.
Baca Juga: Mengajak Anak Berpetualang dengan Buku
Investigasi ini melibatkan lusinan ahli dan penyelidikan panjang. Hasil temuan tersebut dirinci dalam sebuah buku yang berjudul, The Betrayal of Anne Frank: A Cold Case Investigation oleh akademisi dan penulis Kanada, Rosemary Sullivan.
Sejak perilisannya pada 18 Januari 2022, buku tersebut sontak menuai banyak respons dari berbagai kalangan, terlebih dari pihak-pihak yang menilainya sebagai dugaan serius yang sama sekali tidak beralasan.
Melalui teknik investigasi modern, algoritme komputer yang canggih, dan memakan waktu ribuan jam, buku tersebut mengidentifikasi bahwa yang mengungkap lokasi persembunyian keluarga Frank adalah Arnold van den Bergh, notaris Yahudi terkemuka.
Bergh diduga kuat telah melakukan pertukaran informasi dengan Nazi demi menyelamatkan diri dan keluarganya.
Baca Juga: Thomas Tuchel Terancam Denda Usai Kritik dan Menyudutkan Wasit Anthony Taylor
Bahkan, dalam file penyelidik sebelumnya, mereka menemukan salinan catatan anonim yang dikirim ke Otto Frank dan menyebut Arnold van den Bergh sebagai pengkhianat, dengan fakta bahwa saat itu Bergh tidak dikirim ke kamp, tapi tinggal di Amsterdam.