5 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Menyambut Isra Miraj 2023, Makan Bersama hingga Kirab Budaya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 18 Februari 2023 10:30 WIB
ORBITINDONESIA- Indonesia memang kaya dengan tradisi dan budaya.Terbukti, dari salah satu momentum perayaan Isra Miraj 2023, di Indonesia terdapat berbagai tradisi unik masyarakat ketika menyambut Isra Miraj 2023.
Perayaan Isra Miraj di Indonesia, diwarnai dengan kemeriahan acara selamatan, pengajian, hingga tradisi makan bersama.
Tidak hanya itu, perayaan Isra Miraj juga digelar sesuai kearifan lokal, salah satunya menggelar kirab budaya.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Bajamba, Kuliner yang Dibalut Kain Bersulam Benang Emas Ketika Perayaan Isra Miraj
Berikut 5 tradisi unik masyarakat Indonesia saat perayaan Isra Miraj.
1. Tradisi Nganggung, Bangka Belitung
Di Kampung Bukit, Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung punya tradisi untuk menyambut hari Isra Miraj. Nama tradisi itu adalah Tradisi Nanggung.
Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ikut Bangga Ketika Banyak Orang India Datang ke Bali untuk Menikah!
Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Tradisi nganggung pada Isra Miraj biasanya tak hanya dilaksanakan warga Kampung Bukit, tetapi juga warga desa lain di Bangka Selatan.
2. Tradisi Rejeban Peksi Buraq Yogyakarta
Yogyakarta juga punya tradisi Jawa yang telah ratusan tahun dilakukan di Kraton Yogyakarta. Nama tradisi tersebut adalah Rejeban Peksi Buraq.
Baca Juga: Jaring Potensi Atlet Karate, TNI AL Gelar Turnamen Karate se Sumatra Tahun 2023
Dua Burung Buraq sebagai simbol kendaraan Nabi Muhammad yang terbuat dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.
Burung Buraq itu bertengger di atas susunan gunungan buah yang terdiri dari beberapa macam buah seperti manggis, rambutan dan juga tebu.
Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jamaah masjid usai pengajian.
Baca Juga: Inilah Arti Lampung Kuning yang Dinyalakan Sopir Truk Ketika akan Disalip Kendaraan di Belakangnya
3. Tradisi Nyadran Desa, Siwarak Semarang
Dari gambar di atas, terlihat ratusan warga di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati yaitu di RW 2 Kampung Siwarak mengikuti tradisi Nyadran Desa atau Haul Umum untuk memperingati Isra Mi’raj.
Dalam Nyadaran itu juga diadakan kirab budaya seperti mengarak replika hewan badak Siwarak, gunungan berisi buah dan sayuran dari hasil bumi pertanian penduduk, alat musik lesung, permainan tradisional thek thek dan pawai drumband serta kelompok tani.
Sepanjang rute pawai, berbagai atraksi peserta tersebut menjadi tontonan warga yang sudah menunggu di depan rumahnya masing-masing.
Musik drumband dan alunan lagu dari grup kempling dengan memukul rebana seakan memecah keheningan pagi di desa tersebut.
Setelah kirab, peserta menampilkan keterampilan seperti pencak silat dan tarian di tengah lingkaran. Kemudian peserta membawakan cerita awal mula daerah itu diberinama kampung Siwarak.
4. Perayaan Isra Miraj di Karo, Sumatera Utara
Di Karo masyarakat merayakan Isra’ Mi’raj dengan cara mempraktikkan sebuah tradisi yang disebut Kerja Tahun. Ini adalah semacam pesta panen yang dilakukan orang desa sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah Tuhan. Kerja Tahun ini beda-beda waktu penyelenggaraannya, tergantung dari tiap desa. Sebagian desa merayakannya menjelang Isra Miraj.
Itu semua tadi adalah tradisi peringatan isra’ mi’raj yang ada di Indonesia. Bagaimana dengan yang di luar sana? Alangkah baiknya kita simak pembahasan tradisi perayaan isra’ mi’raj di luar negeri di bawah ini.
5. Tradisi Rajaban, Cirebon
Cirebon yang menjadi salah satu tempat penyebaran agama Islam di Tanah Jawa sarat akan tradisi.
Masyarakat Cirebon punya tradisi Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab dalam Kalender Hijriah, yaitu Rajaban.
Biasanya masyarakat Cirebon berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat dua makam penyebar ajaran agama Islam yakni Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.
Selain itu, tradisi Rajaban juga biasa digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon. Keraton Kasepuhan biasanya menggelar pengajian untuk umum dan melakukan tradisi membagikan nasi bogana kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Magersari.
Nasi bogana itu terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning yang dijadikan satu.***