Kapan Tradisi Malam Satu Suro di Tahun 2023 Dilaksanakan? Simak Informasi Lengkapnya di Sini
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 14 Juli 2023 14:27 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Apakah kamu sedang mencari tahu kapan pelaksanaan malam satu Suro di tahun 2023?
Malam satu Suro yang sering dianggap 1 Muharam, namun sebenarnya berbeda waktu untuk keduanya.
Untuk diketahui bahwa malam satu Suro dan 1 Muharram berdasarkan pada kalender yang berbeda pula.
Baca Juga: Jelang Malam Satu Suro: Begini Arti, Makna, dan Tradisi Masyarakat yang Perlu Kamu Ketahui
Tanggal 1 Suro memiliki selisih sehari lebih lambat dengan jatuhnya 1 Muharram, karena malam 1 Suro dirayakan pada malam setelah magrib.
Dalam penanggalan Jawa, pergantian hari dimulai saat matahari terbenam, saat matahari sudah tidak tampak jika di Indonesia
Malam satu Suro merupakan awal bulan pertama dalam penanggalan Tahun Baru Jawa yang memiliki makna dan keistimewaan tersendiri bagi masyarakat Jawa dan Islam.
Ritual-ritual sacral untuk berserah diri pada sang Pencipta sering dilakukan oleh masyarakat Jawa pada malam tersebut.
Lantas, kapankah Malam 1 Suro jatuh di tahun 2023? Malam 1 Suro tahun 2023 ini akan jatuh pada Selasa 18 Juli 2023 petang sampai Rabu 19 Juli 2023 dini hari.
Hal ini diketahui seiiring dengan hari terakhir bulan Zulhijah 1444 Hijriah.
Baca Juga: Inilah Sejumlah Tradisi Dalam Perayaan Idul Adha, Mana yang Jadi Kebiasaan di Daerah Kamu
Asal-usul penamaan 1 Suro berasal dari Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo, yang merujuk pada penanggalan Hijriyah dalam Islam.
Pada waktu itu, Malam 1 Suro menjadi momen yang sakral untuk melaksanakan amalan-amalan yang baik.
Masyarakat Jawa dan Islam memandang Malam 1 Suro sebagai malam yang istimewa, dan melakukan sejumlah ritual yang telah menjadi tradisi.
Baca Juga: Melepas Jemaah Calon Haji dengan Tradisi Tepuk Tepung Tawar di Langkat, Sumut, Upacara Peninggalan Raja Kuno
Malam 1 Suro memiliki latar belakang dari tanggal 1 Muharram yang pertama kali ditetapkan dalam penanggalan Islam oleh Khalifah Umar bin Khattab, sosok Khalifah Islam pada zaman setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Sistem penanggalan Islam tersebut kemudian dikenalkan kepada masyarakat Jawa pada tahun 931 H atau 1443 tahun baru Jawa, pada masa kerajaan Demak.
Pada saat itu, Sunan Giri II melakukan perubahan antara sistem penanggalan Hijriyah dengan sistem penanggalan Jawa.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Sungkem Ketika Lebaran
Pada waktu itu, Sultan Agung Hanyokrokusumo menginginkan persatuan rakyatnya dalam menyerang Belanda di Batavia.
Ia juga berkeinginan untuk mempersatukan masyarakat Jawa agar tidak terpecah belah berdasarkan keyakinan agama.
Oleh karena itu, 1 Muharram atau 1 Suro Jawa dimulai pada Jumat Agung, dimana hari tersebut dianggap sakral dan dihindari untuk kegiatan selain mengaji, haji, atau transportasi.
Baca Juga: Mengenal Asal Usul THR Alias Tunjangan Hari Raya, Tradisi Bagikan Uang yang hanya ada di Indonesia
Pemerintah daerah menyiapkan laporan pada Jumat sementara bupati membuat pernyataan, dan ada pula pemakaman serta transportasi ziarah ke makam Ampel dan Giri.
Malam 1 Suro juga disertai dengan sejumlah ritual sakral yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
Ritual-adat, arak-arakan kelompok masyarakat, dan karnaval adalah beberapa di antaranya.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Bajamba, Kuliner yang Dibalut Kain Bersulam Benang Emas Ketika Perayaan Isra Miraj
Dalam mengisi malam satu Suro yang jatuh pada 2023, masyarakat Jawa dapat melaksanakan amalan-amalan baik dan mengikuti ritual yang telah menjadi bagian dari tradisi mereka.
Dalam suasana yang sakral ini, semoga kebersamaan dan persatuan antarwarga dapat semakin ditingkatkan, serta menjadikan malam satu Suro sebagai momen yang berarti dalam menyambut tahun baru.***