Mengapa Sosok Kaesang Pangarep Cocok untuk Jadi Wali Kota Depok
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 09 Juli 2023 11:45 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Menakar figur Kaesang Pangarep dapat melakukan perkembangan dan perubahan sosial untuk masyarakat kota Depok, Jawa Barat.
Kaesang yang putra Presiden Jokowi kini sedang digadang-gadang oleh PSI untuk menjadi Walikota Depok, posisi yang secara politik didominasi PKS.
Gayang Kaesang yang masih muda dan dikenal selama ini memang berbeda dengan gaya walikota-walikota Depok sebelumya.
Baca Juga: Mauritius: Negara Afrika yang Kasih Pendidikan Gratis Buat Rakyatnya
Teori ilmu sosial tentang perubahan sosial suatu masyarakat dapat ditentukan oleh beberapa faktor
Menurut ahli sosiologi Dr. Ali Syariati, faktor fundamental perkembangan dan perubahan sosial terdiri dari: kepribadian tokoh, tradisi, kebetulan, dan masyarakat.
Dalam konteks ini, kita akan lihat faktor penting perkembangan dan perubahan sosial masyarakat Depok yaitu, masyarakat, tradisi dan kepribadian tokoh.
Karakteristik tipikal masyarakat Kota Depok (urban) yg merupakan daerah penyangga ibu kota DKI Jakarta.
Memiliki ciri khas pluralistiik, individualistik, hubungan sosial bersifat gesselschaft/petembayan, norma agama tidak terlalu erat, dan pandangan hidup lebih rasional karena tingkat pendidikan yang memadai.
Data kependudukan menunjukan 59,50 atau 60 persen penduduk Kota Depok adalah pendatang (migrasi tetap), selebihnya penduduk asli Betawi pinggiran.
Kota Depok tergolong masyarakat urban yg cenderung memiliki sifat-sifat tersebut di atas; suka perkembangan dan perubahan (dinamis) menuju masyarakat modern, pluralistik, dan rasional
Figur Kaesang Pangarep: milenial, jiwa entrepreneur/wirausaha, jiwa sosialita sekaligus suka tantangan adalah kepribadian yang merupakan salah satu faktor penentu perkembangan dan perubahan sosial
Dengan demikian, sungguh tepat sosok Kaesang Pangarep memimpin Kota Depok untuk menciptakan smart city, hunian dan permukiman yang modern, makmur, aman dan nyaman bagi semua golongan tanpa diskriminasi.
(Oleh: Noor Fatah) ***