DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Polisi: Gas Air Mata saat Kerusuhan di Kanjuruhan Tidak Mematikan, Tapi...

image
Kerusuhan di Kanjuruhan, Malang. Korban tewas bukan karena gas air mata kata polisi.

ORBITINDONESIA - Para korban yang tewas pada kerusuhan di Kanjuruhan tidak meninggal karena gas air mata yang ditembakkan aparat.

Menurut polisi, gas air mata yang dilontarkan dari senjata saat pecahnya kerusuhan di Kanjuruhan tidak mematikan.

“CS (Chlorobenzalmalononitrile) atau gas air mata dalam tingkatan tertinggi pun tidak ada yang mematikan,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo dalam keterangannya soal perkembangan kasus kerusuhan di Kanjuruhan, Senin, 10 Oktober 2022.

Baca Juga: Indra Iskandar: Mobil Listrik dan Global Warming

Dilansir dari PMJ News, klaim tersebut berdasarkan keterangan dokter yang menangani para korban kerusuhan di Kanjuruhan. Juga keterangan dari para ahli terkait.

“Dari penjelasan para ahli, dokter spesialis yang menangani para korban, baik korban yang meninggal dunia maupun korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata,” papar Dedi.

Lebih lanjut, korban meninggal dalam tragedi tersebut disebabkan karena kekurangan oksigen akibat berdesak-desakan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal SMP Kelas 9 Mapel IPA Halaman 192 Sampai 194 Ujian Kompetisi Pilihan Ganda

“Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Karena terjadi berdesak-desakan. Kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan, yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada pintu 13, pintu 11, pintu 14 dan pintu 3,” jelasnya.***

Berita Terkait