Tiand Raharjo: Di Balik Pertemuan Budiman Sudjatmiko dengan Prabowo
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 28 Juli 2023 10:05 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Nama Budiman Sudjatmiko bertengger dalam deretan trending topik di twitter. Dia jadi perbincangan publik karena pertemuannya dengan Prabowo Subianto dianggap sebagai sinyal dukungan dalam Pilpres 2024.
Paling tidak narasi tentang Budiman Sudjatmiko itu yang saat ini marak di media sosial. Namun apakah benar demikian?
Saya memang tidak mengenal langsung seorang Budiman Sudjatmiko. Tapi dia merupakan politisi yang lahir dari rahim PDIP. Dia juga politisi PDIP yang militan dan orang kepercayaan Bu Mega maupun Pak Jokowi.
Budiman sering tampil paling depan dalam acara-acara talkshow sebagai perwakilan partai. Artinya jiwa dan raganya Budiman dengan PDIP itu sudah jadi satu.
Masih ingatkan bagaimana seorang Budiman dulu berdebat keras dengan Rocky Gerung soal pancasila dan Bung Karno? Itu satu gambaran betapa Budiman ini seorang politisi yang siap maju menghadapi narasi-narasi yang bisa merugikan partai.
Jadi kalau pertemuannya dengan Prabowo dibumbui sebagai bentuk dukungan, bagi saya big no. Tidak sama sekali.
Karena tidak semua pertemuan itu kaitannya dengan dukungan di pilpres. Jokowi bertemu Surya Paloh, misalnya. Apakah itu berarti Jokowi setuju dengan pencapresan Anies? Kan tidak.
Lalu Jokowi bertemu Prabowo. Apakah Jokowi mendukung Prabowo? Tidak juga. Wong sudah jelas Jokowi mendukung Ganjar dan membentuk tim 7 untuk memenangkan Ganjar.
Terus yang sempat bikin heboh lagi soal pertemuan Gibran dengan Prabowo. Apakah akhirnya Gibran mendukung Prabowo? Kan tidak juga.
Malah Gibran siap jiwa raga dan sudah menjadi juru kampanye untuk Ganjar Pranowo. Jadi menyoal soal pertemuan para tokoh politik itu biasa saja. Tidak melulu soal dukungan politik.
Lalu soal pertemuan Budiman dengan Prabowo ini, saya melihat kalau Budiman membawa strategi untuk membuka luka masa lalu mengenai penculikan teman-temannya oleh Prabowo.
Lihat saja, Budiman terang-terangan mengakui kalau dirinya dengan Prabowo pernah berhadap-hadapan di masa lalu.
Memang terkadang seorang politisi itu tidak berteriak dari seberang, tapi memilih berteriak langsung di pusaran kubu lawan.
Agar apa? Agar suaranya lebih nyaring terdengar dan itulah yang sedang Budiman jalankan. Apalagi kalau membuka lembaran lama. Budiman dengan keras menyebut Prabowo itu produk gagal manusia Indonesia.
Lalu soal narasi yang dibuat para pendukung Prabowo maupun Anies bahwa Budiman mengkhianati PDIP dan mendukung Prabowo, bagi saya itu hal biasa saja dalam politik. Lagipula usaha-usaha semacam itu sudah sering mereka lakukan, tapi apa hasilnya? Mereka selalu gagal.
Kalau Anda masih ingat, bagaimana baliho-baliho bergambar Prabowo dan Jokowi dipasang di berbagai sudut kota untuk mempengaruhi pemilih kalau Jokowi mendukung Prabowo.
Baca Juga: Penjelasan dan Fakta Unik Bangsa Skrull di Dunia MCU, Villain Kejam di Series Marvel Secret Invasion
Apa hasilnya? Masyarakat akhirnya tahu jika Jokowi sudah jelas melabuhkan dukungan kepada Ganjar bukan Prabowo.
Jadi jualan-jualan narasi seperti itu sudah tidak laku lagi. Lagipula daripada hanya berjualan narasi seperti itu, bukankah lebih baik berjualan kinerja dan prestasi? Tentu itu jauh lebih sehat dan jadi bukti kualitas calon pemimpin ini. Gimana setuju?
(Oleh: Tiand Raharjo) ***