DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Dokter: Susu Kental Manis Bisa Picu Diabetes Pada Anak

image
Ilustrasi: Susu kental manis bisa picu diabetes pada anak.

ORBITINDONESIA - Kandungan gula yang tinggi pada susu kental manis dapat menyebabkan diabetes. Hal ini disebabkan kental manis mengandung tambahan gula yang tinggi dan protein yang sangat rendah, sehingga minim zat gizi bermanfaat

Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum, mengatakan 45 gram susu kental manis yang diencerkan hingga 150 cc untuk satu kali minum bisa mengandung kurang lebih 20 gram gula. Padahal, World Health Organization (WHO) telah menekankan konsumsi gula pada orang dewasa sebaiknya tidak lebih dari 25 gram dalam sehari.

Lebih lanjut, dr Tan mengatakan mau dikonsumsi dalam bentuk apa pun, baik itu hanya dijadikan sebagai topping, pelengkap, atau campuran pada makanan maupun minuman, susu kental manis (SKM) tetap saja bisa membahayakan tubuh.

Baca Juga: Harap Waspada, Berikut Daftar Wilayah hingga Jalan Rawan Aksi Tawuran Serta Balap Liar di Kota Surabaya

"(Fungsi susu kental manis) Enggak tahu. Cuma buat ramai-ramai saja. Jadi ngeri apabila makanan ini dianggap lumrah walaupun tidak dipakai untuk bikin susu (diseduh)," jelas Tan beberapa waktu lalu.

Tan menyampaikan konsumsi susu kental manis dalam jangka panjang dan rutin bisa menyebabkan anak-anak berisiko mengalami obesitas dan diabetes. Ini karena tingginya kadar gula yang terkandung dalam SKM.

Seperti diketahui, konsumsi gula secara berlebihan menyebabkan tubuh memerlukan lebih banyak insulin untuk menjaga kadar glukosa dalam darah tetap normal.

Kondisi ini dapat menyebabkan mekanisme insulin menjadi terganggu dan sel akan menjadi resisten terhadap efek insulin.

Baca Juga: Daftar Tempat Nongkrong Paling Legendaris, Antik hingga Ikonik di Jakarta, Dijamin Betah

Seseorang yang mengalami resistensi insulin memiliki kadar insulin dalam darah yang lebih banyak. Kadar insulin yang meningkat dapat menyebabkan banyak glukosa dalam aliran darah yang disimpan dalam sel lemak sehingga tubuh menjadi cepat gemuk.

Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi yang meningkatkan risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2 atau diabetes mellitus. ***

Berita Terkait