Presiden Jokowi dan Presiden Putin Teleponan Lama Sekali, Inilah yang Mereka Bahas
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 03 November 2022 05:28 WIB
ORBITINDONESIA – Presiden Joko Widodo akrab disapa Jokowi berkomunikasi melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Jokowi yang oleh Putin sering menyapanya dengan BROTHER ini membahas banyak hal. Saah satu topik yang mereka bicarakan melalui telepon adalah pangan global.
Kepada Jokowi, Presiden Putin menegaskan kembali kesiapannya untuk memberi gandum ke negara-negara termiskin secara gratis sebagai bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Dipastikan Hadiri KTT G20 di Bali
Pendekatan tersebut, menurut Kremlin, didukung oleh Jokowi.
Jokowi disebut menginisiasi pembicaraan telepon dengan Putin guna membahas KTT G20 yang akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022.
“Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai selama kunjungan Presiden Indonesia ke Rusia pada Juni 2022 … keberhasilan dalam mengembangkan kerja sama bilateral juga disinggung. Niat bersama untuk lebih membangun hubungan yang saling menguntungkan di berbagai bidang juga ditegaskan," kata Kremlin eperti dikutip OrbitIndonesia dari Antara.
“Dalam konteks memastikan keamanan pangan global, Vladimir Putin menguraikan pendekatan berprinsip Rusia untuk menerapkan paket perjanjian Istanbul mengenai ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan membuka blokir ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar dunia,” kata Kremlin dalam pernyataannya pada Rabu 2 November 2022.
Baca Juga: Merebak Isu Spionase, Jepang dan Rusia Saling Usir Diplomat
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Moskow akan kembali melaksanakan kesepakatan koridor biji-bijian Laut Hitam yang dicapai Juli ini.
Putin mengatakan bahwa Rusia telah menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan itu karena serangan Ukraina terhadap infrastruktur dan armada lautnya di Sevastopol, Laut Hitam.
"Setelah menerima jaminan yang diperlukan dari pihak Ukraina bahwa rute kemanusiaan tidak akan digunakan untuk tujuan militer, Rusia melanjutkan implementasi kesepakatan gandum," ujar dia.***