DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kebakaran Hutan Yellowknife, Masalah Komunikasi dan Berita Miring di Facebook Hambat Evakuasi

image
Proses Evakuasi Korban Kebakaran Yellowknife Terhambat Oleh Peraturan Meta

 

ORBITINDONESIA.COM - Kebakaran hutan yang terjadi di kota Yellowknife, Kanada, telah berlangsung sejak hari Kamis, 17 Agustus 2023.

Kebakaran hutan ini menyebabkan sekitar 20.000 orang penduduk yang tinggal di lokasi tersebut harus dievakuasi ke provinsi Alberta.

Proses evakuasi penduduk Yellowknife, korban kebakaran hutan Kanada, sempat terhambat oleh berbagai hal.

Baca Juga: Kebakaran Hebat di Kanada Akibatkan Lebih dari 20 Ribu Penduduk Yellowknife Mengungsi

Hambatan tersebut bersumber dari terganggunya sistem komunikasi dari tim penyelamat kepada para korban tersebut.

Belum lagi, munculnya kabar miring yang tidak diketahui sumber jelasnya dan bisa memicu hoaks yang tersebar dengan cepat.

Diperkirakan, kendala tersebut akan terus menjadi penghambat proses evakuasi selama beberapa hari kedepan.

Baca Juga: Profil Lengkap Kirei Na Hana Ramadhani, Anggota Paskibraka di Upacara HUT ke 78 RI di Istana Negara

 

Kepanikan yang dirasakan masyarakat juga semakin membuat situasi dalam proses evakuasi ini semakin tidak terkendali.

Pejabat setempat sudah memberikan peringatan kepada 20.000 penduduk kota Yellowknife bahwa kebakaran besar semakin mendekat ke pemukiman mereka sejak Rabu malam.

Mereka juga diberi waktu paling tidak hingga Jumat siang waktu setempat untuk segera meninggalkan Yellowknife.

Baca Juga: Mengenal Sosok Baru di Drakor The First Responders 2 Setelah Kepergian Bong Bersaudara

Tercatat, sudah ada 236 titik kebakaran aktif yang tersebar di Wilayah Barat Laut, dengan empat titik yang sudah semakin dekat ke Yellowknife.

Sebanyak 447.978 hektar wilayah North Slave, Yellowknife, terbakar habis. Angka tersebut juga diperkirakan akan terus bertambah.

Kebakaran tersebut juga mengharuskan penduduk di kota-kota lain harus segera dievakuasi sebelum api menyebar ke daerah mereka.

Baca Juga: PAK PRESIDEN! Dompet Emak-emak Kian Kempes Setelah Harga Daging Ayam Sampai Sayuran Naik

Termasuk diantaranya adalah komunitas Dene First Nation yang mendiami wilayah N'dilo dan Dettah.

Separuh penduduk yang tinggal di daerah tersebut sudah diperintahkan untuk segera meninggalkan rumah dan wilayah mereka secepatnya.

Perintah evakuasi yang dilakukan di seluruh wilayah tersebut, membuat sebagian masyarakat kebingungan.

Baca Juga: Spoiler Manga Jujutsu Kaisen Chapter 232, Sukuna Sekarat Sampai Satoru Gojo Tewas karena Mahoraga

 

Karena perintah ini tersebar sangat lambat, sementara informasi yang disampaikan berubah dengan cepat.

Ditambah dengan terbatasnya berita yang ada di Facebook karena sejumlah larangan publikasi di Kanada yang membuat situasi semakin rumit.

Selain itu keterbatasan jaringan handphone juga memicu kebingungan para penduduk akan perintah apa yang harus mereka lakukan di posisi seperti ini.

Baca Juga: Makna Busana yang Dikenakan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Ketika Upacara Bendera di Istana Merdeka

Mereka hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut atau menunggu berita terkini yang disiarkan lewat radio.

Seperti diketahui Facebook dan Instagram melarang warga negara dan portal berita di Kanada untuk menerbitkan berita di platform mereka.

Hal itu disebabkan karena adanya perselisihan antara Meta, perusahaan yang menjalankan Facebook dan Instagram, dengan pemerintah federal.

Baca Juga: Erick Thohir Optimistis pada Integritas Komite Etik dan Komite Banding PSSI

 

Kanada diketahui memiliki undang-undang yang mengatur platform tersebut untuk membayar pajak jika platform tersebut ingin menerbitkan berita.

Akibatnya Facebook dan Meta juga dipenuhi dengan banyak informasi yang salah mengenai keadaan sebenarnya yang terjadi di Yellowknife.

Kanada saat ini mengalami musim terburuknya dengan fakta bahwa telah terjadi lebih dari seribu kasus kebakaran di negara mereka.

Baca Juga: Spoiler Drakor The Uncanny Counter 2 Episode 7, Benarkah Do Ha Na akan Tewas dalam Pertarungan Melawan Gelly

Sementara 236 diantaranya terjadi di Wilayah Barat Laut yang menjadi fenomena baru yang belum pernah terjadi dalam sepuluh tahun kebelakang.

Direktur Urusan Perusahaan untuk Departemen Urusan Kota dan Masyarakat, Jennifer Young, mengatakan bahwa ada sepuluh pesawat yang membawa 1.500 pengungsi keluar dari Yellowknife pada hari Kamis.

Jennifer juga sangat berharap ada 22 pesawat lagi yang datang pada hari Jumat untuk membawa sekitar 1.800 pengungsi lagi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Walikota Yellowknife, Rebecca Alty, menghimbau kepada masyarakatnya untuk membawa persediaan air dan makanan yang cukup.

Hal itu dikarenakan, para penduduk tersebut akan menunggu waktu penerbangan yang cukup lama untuk naik pesawat.

Para pejabat setempat mengatakan bahwa penerbangan ini hanya dikhususkan bagi penduduk yang tidak mampu untuk melakukan perjalanan jalur darat.

 

 

 

 

 

 

Penerbangan ini juga dikhususkan untuk penduduk yang memiliki gangguan kekebalan atau mereka yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit.

Pihak berwenang mengatakan bahwa api saat ini sudah berada sejauh 15 km dari pusat pemukiman penduduk dan semakin dekat setiap saat.

Petugas Informasi Kebakaran untuk Wilayah Barat Laut, Mike Westwick, mengatakan bahwa kota sudah seluruhnya dikelilingi oleh api.

Baca Juga: Di Hari Kemerdekaan, Kemenkumham Membangun Bangsa dengan Beri Remisi kepada Seratusan Ribu Narapidana

"Daerah tersebut secara efektif dikelilingi oleh api saat ini," kata Westwick dikutip Orbitindonesia.com dari The Guardian 18 Agustus 2023.

Westwick juga mengatakan bahwa kebakaran lain mengancam kota Ingraham Trail. Dia menyebut api saat ini sudah berjarak 4 km dari pemukiman penduduk.

Westwick mengatakan pihaknya sudah melepaskan tujuh buah tanker udara untuk memadamkan api yang terus bergerak sejak Rabu malam.

Baca Juga: Manga Two Blue Vortex: Inilah Penampilan Perdana Shikamaru Nara sebagai Hokage kedelapan Gantikan Naruto

Namun, dia merasa jumlah tersebut masih belum cukup untuk menahan kobaran api yang begitu besar dan mengarah ke kota.

Penurunan nantinya ditentukan oleh jarak pandang, jika nantinya asap tebal tersebut sudah memasuki Yellowknife, maka akan sulit bagi pilot untuk mendarat di Yellowknife.

Angin kencang yang berhembus mendorong api semakin dekat menuju Yellowknife sejak hari Kamis.

Baca Juga: Taklukkan PSM Makassar di Pekan ke 9 BRI Liga 1, Persebaya Surabaya Melesat Naik di Klasemen

Sementara awan badai yang diperkirakan disertai petir juga terlihat mengarah menuju Yellowknife dan berpotensi menimbulkan kebakaran di titik lain.

"Kami menghadapi hari-hari yang sangat sulit di depan. Ada resiko bahwa (badai dan api) itu mencapai pinggiran Yellowknife pada akhir pekan jika kita tidak mendapatkan cukup hujan hari ini," kata Westwick.

Komunikasi juga menjadi hal signifikan yang dilakukan oleh seluruh penduduk, karena mereka harus menghubungi keluarga dan teman-teman mereka.

Baca Juga: Manga Boruto Two Blue Vortex: Terungkap Kekuatan Mata Mangekyo Sharingan Sarada 

Garth Carman, seorang pengungsi dari komunitas Hay River yang mendiami Great Slave Lake, mengaku kehilangan jejak istrinya, Linda, sejak dia mengungsi pada hari Minggu.

Carman mengaku kehilangan jejak Linda sejak kendaraan yang mereka tumpangi terpisah oleh api besar yang memisahkan jalan tersebut.

"Tiba-tiba gelombang api itu meluncur melintasi jalan raya dan seketika pohon-pohon mulai meledak," kata Carman

Baca Juga: Survei Indikator Politik: Ganjar-Erick Punya Potensi Menang Paling Tinggi, Termasuk Melawan Prabowo-Gibran

Carman kemudian memutuskan untuk kembali ke Hay River, namun dia sama sekali tidak menemukan Linda disana.

"Semua jaringan internet dan telepon terputus. Tidak ada komunikasi (dengan Linda)," kata Carman.

Carman kemudian mengetahui bahwa Linda diterbangkan ke Grand Prairie, Alberta, dan tidak berangkat bersamanya.

Baca Juga: Jelang Melawan Persis Solo, Bali United dan Smartfren Bekerja Sama

 

Mereka kemudian bertemu kembali dan merawat enam belas kucing yang mereka selamatkan dari kebakaran di Hay River sebelumnya.

Tiga ekor kucing yang mereka selamatkan sendiri dan tiga belas lainnya yang mereka adopsi dari orang-orang di Fort Smith ketika mereka dievakuasi sehari sebelumnya.***

Berita Terkait