Sekolah Swasta Inggris Sedang Merosot, Kalah Dengan Sekolah Negeri
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 11 September 2023 08:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Anak-anak yang dididik di sekolah swasta biasanya mempunyai prestasi yang jauh lebih baik dibandingkan siswa di sektor negeri.
Mereka yang dari sekolah swasta sering kali mendapat nilai lebih baik dalam ujian, mendapatkan tempat di universitas-universitas terkemuka dalam jumlah yang tidak proporsional, dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji terbaik.
Bayangkan prestasi luar biasa yang diraih para lulusansekolah sekolah swasta termewah di Inggris: Eton sendiri telah mendidik lebih dari sepertiga dari 57 perdana menteri di negara tersebut.
Namun, selama satu dekade pemerintahan Konservatif, semua jenis sekolah di Inggris telah mengalami kemajuan. Dan dalam hal masuk universitas, sebuah revolusi diam-diam sedang berlangsung.
Universitas-universitas bergengsi di seluruh Inggris telah mengubah kriteria penerimaan mereka untuk menarik mahasiswa yang lebih beragam.
Yang paling mencolok adalah jumlah tempat di Oxford dan Cambridge yang menerima siswa dari sekolah negeri meningkat pesat, sementara jumlah tempat di sekolah swasta menurun.
Keluarga-keluarga yang sudah khawatir dengan biaya sekolah swasta yang tinggi—di Inggris, biaya rata-rata untuk satu murid lebih dari £16.000 (Rp307,6 juta) per tahun—dan tentang kisah-kisah kesengsaraan di sekolah berasrama, kini juga bertanya-tanya apakah pendidikan yang mahal akan berdampak baik bagi anak-anak mereka ketika mereka mendaftar ke perguruan tinggi.
Baca Juga: Kunci Jawaban Soal SD Kelas 2 Tema 2 Halaman 135, Ayo Berhitung Skor Beni
Gambarannya lebih rumit di seberang Atlantik. Amerika mempunyai lebih banyak sekolah swasta dibandingkan Inggris, dan jumlah sekolahnya jauh lebih beragam.
Namun, bukti menunjukkan bahwa siswa sekolah swasta di Amerika—terutama mereka yang duduk di ruang kelas paling mewah—memiliki prestasi yang lebih baik dalam persaingan untuk mendapatkan tempat di universitas terbaik dibandingkan siswa di Inggris.
Namun yang menjadi perhatian utama adalah ras, bukan kelas, ketika kebijakan penerimaan mahasiswa baru menjadi bahan perdebatan publik.
Kini setelah tindakan afirmatif telah berakhir, dan universitas tidak dapat lagi mendukung pelamar dari kelompok minoritas yang kurang terwakili, keunggulan mahasiswa kelas atas mungkin akan mendapat sorotan lebih lanjut.***