Renungan Filsafat 2023: Tahun Baru atau Lama Sama Saja, Cuma Manusia yang Memberi Makna
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 01 Januari 2023 16:24 WIB
ORBITINDONESIA - Sebetulnya tahun baru atau tahun lama itu sama saja, tak ada bedanya. Ini soal konvensi saja. Manusia lah yang lalu memberi makna “baru” kepada sesuatu yang sebetulnya tidak berbeda dari sebelumnya.
Hal itu dikatakan Satrio Arismunandar, doktor filsafat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, di Depok, Minggu, 1 Januari 2023. Satrio mengomentari tentang makna tahun baru 2023.
Menurut Satrio, jika tidak ada manusia yang hidup di bumi, dan cuma ada tumbuhan dan binatang, maka tidak akan ada yang namanya tahun baru atau tahun lama. Setiap hari akan berlalu begitu saja, tidak ada bedanya antara kemarin, hari ini, dan besok.
“Tentu saja hewan dan tumbuhan akan membedakan dan beradaptasi pada perbedaan siang dan malam, musim hujan atau kemarau, atau musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin,” ujarnya.
“Namun hewan dan tumbuhan tidak memiliki kesadaran diri untuk memberi makna pada perbedaan itu. Bagi mereka, itu rutinitas atau siklus yang terus berlangsung. Ini berbeda pada manusia, yang memberi makna,” lanjut Satrio.
Manusia memudahkan hidupnya dengan membuat sistem kalender atau penanggalan, entah berdasarkan pergerakan bulan atau matahari.
Setahun dibagi dalam beberapa bulan, dan tiap bulan dibagi dalam beberapa hari.
Baca Juga: BRI Liga 1 : CATAT, Berikut Ini Jadwal Lengkap Persija Jakarta di Putaran Kedua
Manusia berdasarkan keyakinan masing-masing memaknai hari itu secara berbeda-beda. Orang Islam mengistimewakan hari Jumat, orang Kristen mengutamakan hari Minggu, dan orang Yahudi mengutamakan hari Sabtu.
Contoh lain, jelas Satrio, sebagian manusia memberi makna bahwa 1 Januari adalah tanggal yang penting, menandai tahun yang baru.
Sehingga malam pergantian tahun itu diperlakukan secara berbeda. Mereka membuat perayaan tertentu.
“Tetapi manusia sebetulnya juga tidak satu suara dalam memaknai 1 Januari itu. Sehingga ada yang mengisi malam pergantian tahun dengan berpesta, ada orang lain mengisinya dengan berdoa, ada juga yang tidur saja, atau memilih nonton Netflix seperti saya,” sambung Satrio.
Baca Juga: Saiful Huda Ems: Bandung dan Dua Pejuang Jenius dari Timur
Lalu apa inti dari uraian tentang tahun baru dan tahun lama ini? “Intinya, kita sendirilah yang akan menentukan dan memilih, hidup ini akan diarahkan ke mana. Kita memberi makna pada waktu dan pada hidup kita,” tutur Satrio.
“Hidup kita ini singkat. Teramat sangat singkat. Maka maknailah hidup ini dengan sebaik-baiknya, mumpung masih bisa bernapas dan berbuat sesuatu,” ujar Satrio, yang juga Sekjen Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA ini.***