Angka Perceraian Meningkat di Indonesia, Mayoritas Tuntutan Diajukan Istri
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 20 Oktober 2023 11:05 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Anda mungkin tak begitu memperhatikan, tetapi sekarang ini semakin banyak orang bercerai. Ternyata data angka perceraian memang bilang begitu.
Menurut katadata, jumlah perceraian di Indonesia terus meningkat. Tahun 2022, jumlah perceraian sudah mencapai 516 ribu per tahun. Setahun sebelumnya angka perceraian barulah 447 ribu. Dan setahun sebelumnya lagi, tahun 2020, baru 291 ribu.
Menurut Kementerian Agama, satu dari setiap empat pernikahan berakhir dengan perceraian di pengadilan. Ini adalah angka yang sangat mengkhawatirkan.
Penting dicatat juga, mayoritas gugat cerai itu dilakukan pihak perempuan. Perceraian berdasarkan gugatan istri mencapai 93 persen, sementara gugatan suami hanya 7 persen. Bahkan 73 persen dari perempuan peggugat cerai itu datang dari kelas ekonomi mapan.
Kasus perceraian tertinggi terjadi di Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Penyebab utama perceraian, sekitar 63 persen, adalah perselisihan dan pertengkaran. Baru kemudian diikuti alasan ekonomi, salah satu pihak meninggalkan, kekerasan dalam rumah tangga, dan poligami.
Angka-angka ini tidak boleh dianggap remeh. Karena itu perlu ada penelitian serius untuk mencari tahu, kenapa gejala ini semakin tumbuh.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Ponsel Mengapa Sering Tidak Akurat ? Berikut Penjelasannya
Misalnya, apakah perceraian semakin banyak terjadi karena para perempuan saat ini lebih sadar hak, sehingga tidak membiarkan begitu saja pasangannya marah-marah atau karena memang cowok-cowok sekarang lebih kasar?
Atau apakah proses saling mengenal sebelum pernikahan tidak cukup dilakukan, sehingga saat menikah pasangan itu sebenarnya belum saling mengenal karakter amsing-masing?
Apapun penyebabnya, yang harus paling diperhatikan adalah nasib anak-anak yang harus dibesarkan tanpa orang tua lengkap. Keluarga adalah salah satu lembaga kunci dalam kesejahteraan masyarakat.
Karena itu anak-anak korban perceraian adalah pihak yang paling menderita kalau orang tuanya berpisah. Yuk, kita jaga keharmonisan pernikahan di negara kita. ***