Yuk Kunjungi Wista Danau Kaco di Jambi, Airnya Sejernih Kaca Permata
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 30 November 2022 07:00 WIB
ORBITINDONESIA – Wisata alam terbuka menjadi salah satu opsi terbaik untuk mengisi libur panjang pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) Salah satu destinasi alam yang layak dipertimbangkan adalah berlibur ke Danau Kaco yang berada di Provinsi Jambi.
Wisata alam bebas kian digemari terutama sejak pandemi melanda Indonesia. Adapun Danau Kaco yang berada di dalam wilayah pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menawarkan nuansa eksotis alam yang jarang ditemui di tempat lain, yakni air danau yang amat jernih.
Begitu jernihnya air, banyak orang yang sebening kaca. Sehingga tak heran jika kemudian disebut Danau Kaco yang dalam bahasa Indonesia bermakna Danau Kaco. Sebagian orang lain, menyebut air danau ini seindah permata. Hal ini terlihat dari warna biru jernih yang terdapat pada pantulan cahaya air danau.
Baca Juga: Mengenal 6 Kuliner Tradisional dari Jawa, Ada yang Dijuluki Salad ala Jepara
Secara geografis danau ini terletak di 101.540402 BT dan 2.330258 LS pada ketinggian 1229 mdpl. Lokasinya yang berada pada zona rimba kawasan TNKS membuat obyek daya tarik wisata alam ini tidak memungkinkan untuk dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Jaraknya dari batas akhir akses kendaraan adalah sekitar 10.2695 km. Jarak ini ditempuh dengan melewati kawasan TNKS serta kawasan hutan produksi yang telah dialihkan menjadi kawasan hutan adat hulu air Lempur.
Dilansir dari situs resmi TNKS, Danau kaco merupakan danau alami yang dicirikan dengan kekhasan warna airnya. Warna air di danau ini adalah cyan atau hijau kebiruan yang sangat jernih dan berkilau di malam hari.
Warna air yang unik dan kejernihan danau ini menjadikan kedalaman danau sulit ditebak dan diukur. Sampai saat ini titik terdalam yang berhasil diukur oleh pemandu lokal dari Lempur Mudik adalah 20 m. Suhu air di danau Kaca ini cenderung lebih rendah dibandingkan dengan suhu lingkungan di sekitarnya.
Karena keunikan air danaunya banyak peneliti, pemerhati alam, dan wisatawan yang ingin mengetahui sebab dibalik warna cyan jernih danau ini.
Pendapat paling ilmiah yang bisa dirangkum dari situs perjalanan, situs pribadi dan wawancara dengan masyarakat adalah karena kandungan mineral tertentu di sedimen danau ini yang menghasilkan pancaran warna cyan.
Baca Juga: Mengenal Ikan Hiu Berjalan, Spesies Lucu Asli Indonesia yang Banyak Diburu
Secara kimia, struktur molekul air sendiri memberikan warna instrinsik biru pada masa air. Warna ini akan terlihat jelas sebanding dengan peningkatan jumlah masa air. Beberapa kandungan kimia seperti kalsium karbonat dan kaolin juga dapat memancarkan warna biru kehijauan.
Warna biru alami pada masa air inilah yang dapat menjadi kejernihan air yang ada di aliran sungai sekitar danau.
Legenda Danau Kaco
Seperti halnya banyak destinasi alam lain di daerah lain di Indonesia, wisata Danau Kaco juga memiliki legenda atau cerita rakyat tersendiri. Legenda ini terkait dengan jernihnya air danau yang memukau perhatian banyak orang.
Bagi masyarakat adat Lekuk 50 Tumbi atau masyarakat Lempur yang tinggal di sekitar Danau Kaco, mereka menyatakan bahwa di malam hari sekalipun danau ini akan memancarkan cahaya keemasan dan berkilau.
Sehingga orang yang bermalam disekitarnya tidak membutuhkan penerangan tambahan.
Baca Juga: Wow, Tiga Fitur Penting Smartphone yang Jarang Diketahui Orang
Konon, dahulu kala di tanah Lekuk 50 Tumbi ini dipimpin oleh seorang Raja/ Depati yang memiliki putri yang cantik jelita. Karena kecantikan Sang Putri inilah banyak pangeran dan raja yang dating untuk meminang sang putri.
Pada saat datang meminang para raja dan pangeran ini membawa hantaran dan hadiah untuk mengambil hati pemimpin Lempur dan putrinya.
Berbagai lamaran itu membuat Sang Raja dilanda dilema yang luar biasa. Sebab jika dia salah mengambil keputusan mengenai siapa yang pinangannya diterima, akan menimbulkan peperangan diantara mereka yang melamar putri raja.
Sang Raja kemudian mengambil keputusan bahwa kecaantikan putrinya ini merupakan anugrah sekaligus bencana bagi kehidupan masyarakat Lekuk 50 Tumbi.
Sang raja akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup putrinya sendiri demi keamanan warganya. Kemudian Raja mencari tempat yang layak untuk peristirahatan putrinya.
Pada saat melakukan perjalanan, Raja juga membawa serta semua seserahan/ hantaran yang dibawa oleh para pangeran dan raja yang meminang putrinya.
Di tengah jalan, raja kemudian membuang seserahan yang berupa intan dan emas ini ke danau.
Intan dan emas inilah yang dipercaya masyarakat memberikan warna unik dan kilauan di malam hari pada air di Danau Kaco sampai saat ini. (*)