Dr Abustan: Pemilu dan Kualitas Pemimpin
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 25 Januari 2023 00:31 WIB
Oleh Dr H.Abustan, SH.MH, Pengajar/Dosen Demokrasi dan HAM
Magister Ilmu Hukum S2 Universitas Islam Jakarta
ORBITINDONESIA - Menyimak dinamika politik yang terjadi di Tanah Air, melalui zoom meeting, hari ini, Selasa 24 Januari 2023, lewat pemaparan Denny JA di acara Lounching Public Policy & Marketing Politik, benar-benar sangat menakjubkan dan memberi horizon baru tentang pemikiran/pemahaman hal ikhwal pergulatan politik yang ada.
Lebih dari itu, juga mengidentifikasi kekuatan partai-partai dan keberadaan king maker yang juga sudah nampak menunjukkan polarisasi di antara figur-figur calon yang ada.
Baca Juga: Begini Kronologi Lengkap 3 Bocah SD Perkosa Siswi TK di Mojokerto, Jawa Timur
Namun, pada akhirnya akan "mengeras" pada dua isu besar atau konfigurasi capres yang ada, yaitu melanjutkan legacy Jokowi atau mengusung isu perubahan.
Pertanyaannya kemudian, mengapa pemilu begitu penting dan strategis untuk kelangsungan kehidupan bangsa ?
Tentu saja, karena hakekat pemilu di samping sebagai instrumen demokrasi juga sebagai pengejawantahan kedaulatan rakyat. Oleh sebab itu, hadirnya pemimpin yang berkualitas sangat diharapkan dalam rangka membawa masa depan rakyat yang lebih baik.
Maka, seiring dengan itu pula, tak heran jika menjelang Pemilihan Umum 2024, sejumlah partai politik baru bermunculan.
Baca Juga: 3 Bocah SD Perkosa Siswi TK, Orang Tua Korban Minta Rp200 Juta
Ada Partai Ummat yang dideklarasikan tokoh reformasi Amien Rais, ada Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Masyumi Reborn, Partai Dakwah Rakyat Indonesia. Partai Rakyat Adil Makmur, dan lain-lain.
Dengan asumsi eksistensi partai-partai ini didirikan untuk berkompetisi dalam pemilu dan memperoleh kursi di lembaga legislatif.
Karena itu dibutuhkan kiat-kiat dan metode-metode mutakhir agar bisa bersaing dengan partai yang sudah lama survive. Pada titik inilah dibutuhkan "political public" dan "branding partai" yang lebih mempesona kepada pemilih (konstituen).
Dalam konteks ini, tantangan yang harus dihadapi partai-partai baru dalam Pemilu 2024 tak dapat dipungkiri akan lebih sulit.
Jika dirinci atau dielaborasi yaitu perlunya figur caleg yang merupakan kombinasi antara memiliki kekuatan ketokohan, basis organisasi yang jelas, memiliki intelektualitas sebagai latarbelakang aktifis, dsb, dst nya.
Dengan bahasa lain, kehadiran partai - partai baru haruslah menjadi konsen untuk menarik hati pemilih.
Intinya, haruslah menunjukkan adanya nilai "kebaruan" sebagai pembeda dengan partai - partai lama yang memiliki citra buruk di tengah masyarakat.
Dengan demikian, di kepala masyarakat sebagai pemilih sudah ada gambaran partai baru yang menjadi "pelabuhan" pilihan hatinya.
Baca Juga: BRI Liga 1: Faktor Keamanan, Laga Barito Putera Melawan PSIS Semarang Ditunda
Maka, tampaknya mereka (pemilih pemula) haruslah terus menerus mengkomunikasikan ide - ide yang pas untuk selera tipikal seorang remaja moderen.
Apalagi pemilih dominan di Pemilu 2024 adalah pemilih muda, terutama generasi milenial (Y) dan pasca - milenial (Z). Generasi seperti ini hemat saya lebih terbuka, lebih fleksibel jika dikomunikasikan sesuai karakteristiknya
Akhirnya, partai-partai politik Indonesia dari historisnya sejak 1955 selalu jatuh bangun, tetapi selalu menjadi harapan lahirnya pemimpin - pemimpin baru, seperti yang diharapkan setiap pemilu hadirnya pemimpin yang berkualitas.
Jakarta, 24 Januari 2023
Komunitas Satupena. ***