Puisi Esai Denny JA: Ia Mendengar Pemerintah Akan Bangun 15 Ribu Unit Rumah dalam 3 Bulan
ORBITINDONESIA.COM - Sebuah Puisi Esai Tentang Bencana Sumatra dan Problem Ekologis
IA MENDENGAR PEMERINTAH AKAN BANGUN 15 RIBU UNIT RUMAH DALAM TIGA BULAN
Oleh Denny JA
(±150 ribu rumah hancur akibat bencana Sumatra, termasuk rumahnya.
Pemerintah akan membangun banyak rumah.)
-000-
Ia mendengar kabar itu
seperti denting sendok
di dasar cangkir
yang hampir kosong.
Bukan dari suara yang menggelegar,
bukan dari cahaya yang menyilaukan,
sebab kebenaran jarang datang
dari tempat yang paling terang.
Suara itu datang
dari radio kecil
yang karam di hujan
dan batuk listrik,
menjadi napas orang tua
yang pelan,
namun belum menyerah.
“Lima belas ribu rumah
akan dibangun pemerintah
dalam tiga bulan.”
Angka itu meluncur
seperti biji undian
yang dilepas ke udara,
menjadi doa
tanpa amplop,
tanpa alamat tujuan.
Ia mengulangnya pelan-pelan:
lima belas ribu
dari seratus lima puluh ribu
yang rubuh
bagai kartu remi.
Satu rumah
untuk sepuluh kehilangan.
Satu nama
dipanggil
dari sembilan yang diam.
Harapan pun menyusut,
menjadi antrean
yang berdesak
di dalam dada.
Ia menyalakan harapan itu
bagai korek basah,
menyala sebentar,
lalu gemetar.
-000-
Ia pengantin baru.
Cincin di jarinya
masih hangat,
foto pernikahan
belum sempat menguning,
ketika rumah yang ia bangun,
dari seluruh tenaga hidup,
diangkat air bah
tanpa pamit.
Rumah itu kecil,
namun setiap bata
adalah hasil jam lembur,
setiap dinding
doa yang dicicil
bersama utang bank,
dan rencana masa depan
yang ditulis dengan pensil,
agar bisa dihapus
jika hidup menolak.
Ia menanam paku pertama
bagai menanam sumpah:
di sinilah kami akan menua.
Kalimat itu tak selesai.
Air keburu datang,
menghapus koma dan titik,
meninggalkan deras
sebagai satu-satunya
tanda baca.
-000-
Kini ia tidur
di hunian sementara,
di lantai yang dinginnya
tak mengenal namanya.
Di malam hari,
bau lumpur naik ke mimpi,
bercampur suara istrinya
yang belajar menangis pelan,
agar dinding rapuh
tak ikut runtuh.
Ia tak lagi menghitung hari.
Hari mudah hanyut.
Ia menghitung peluang.
Satu banding sepuluh.
Bagai melempar koin ke sungai
dan berharap ia kembali
menjadi kunci.
-000-
Ia tahu banjir
tak lahir semalam.
Air menyimpan ingatan
tentang bukit yang dikuliti,
akar yang dicabut,
dan lereng
yang kehilangan pegangan.
Dulu,
ia pun ikut melukai hutan,
bukan dengan kapak besar,
melainkan kebutuhan kecil
yang datang berulang.
Ia tak membenci pohon.
Ia hanya kalah
oleh perut
yang tak bisa diajak
bernegosiasi.
Kini ia paham:
alam mencatat
lebih rapi
daripada manusia.
-000-
“Lima ratus rumah rampung pekan ini,”
kata radio lagi.
Ia membayangkan rumah-rumah itu
tumbuh cepat,
sementara namanya
masih duduk di berkas,
menunggu giliran:
apakah kau cukup layak
untuk diselamatkan?
Ia tahu negara berpacu
dengan waktu.
Namun waktu baginya
telah lama kalah
oleh hujan.
Ia teringat janji-janji
yang dulu dipancang di pinggir jalan,
ringan di spanduk,
mudah hanyut di parit,
tinggal berdesir
sebagai kebisingan
di kepala.
-000-
Ia tak meminta rumah besar.
Hanya satu pintu
yang tak hanyut,
satu atap
yang tak perlu dikejar
dalam tidur.
Di formulir bantuan,
ia menulis namanya
dengan tangan
yang masih bau lumpur.
Setiap huruf ia tulis
seperti akar terakhir
yang menahan tanah
agar tak runtuh.
Ia hanya ingin satu hal:
alamat
yang bisa ditulis kembali,
tanda ia ada.
Di dalam tenda,
hujan menulis garis miring
di atap seng.
Radio berbisik
angka-angka
yang tak menyebut namanya.
Nomor antrean itu
ia lipat rapi,
bukan sebagai kertas,
melainkan sebagai doa.
Ia tidurkan di bawah bantal,
dan memeluknya
seperti tangan istrinya,
satu-satunya rumah
yang belum hanyut.
Pagi datang.
Nomor antrean itu
ia bayangkan berkarat di saku,
bukan sebagai angka,
melainkan sebagai
kunci rumah.*
Jakarta, 29 Desember 2025
-000-
Catatan:
(1) Pemerintah menargetkan pembangunan 15 ribu unit rumah dalam tiga bulan.
https://m.tribunnews.com/nasional/7772277/500-rumah-korban-bencana-sumatra-rampung-pekan-ini-target-15-ribu-unit-3-bulan
-000-
Berbagai puisi esai dan ratusan esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World
https://www.facebook.com/share/p/1HDLma4tni/?mibextid=wwXIfr