Gotong Royong Lintas Pihak, Kemenhut Bersihkan Kayu Limbah Bencana di Sumatra

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) terus mempercepat pembersihan tumpukan kayu dan material limbah bencana banjir serta longsor di sejumlah wilayah Sumatra. Kegiatan dilakukan secara terpadu oleh UPT Kemenhut bersama TNI, Polri, pemerintah daerah, mitra swasta, relawan, serta masyarakat setempat.

Di Aceh Tamiang dan Aceh Utara, pembersihan difokuskan di kawasan Pesantren Darul Mukhlisin dan wilayah Langkahan. Tim gabungan mengerahkan ratusan personel serta puluhan unit alat berat untuk mempercepat pemulihan lingkungan dan fasilitas publik yang terdampak.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) Subhan menyampaikan bahwa pembersihan dilakukan secara intensif, termasuk hingga malam hari.

“Pembersihan tidak hanya menyasar tumpukan kayu, tetapi juga ruang belajar, rumah ibadah, dan akses vital masyarakat. Hingga saat ini progres pembersihan di lingkungan pesantren telah mencapai sekitar 65 persen, dan kegiatan terus kami percepat dengan dukungan lintas pihak,” ujar Subhan, sebagaimana dikutip hari Jumat, 26 Desember 2025.

Ia menambahkan, tim Manggala Agni, BBTNGL, dan BKSDA turut membersihkan ruang belajar serta fasilitas wudu masjid, sementara pengukuran dan penghitungan kayu limbah dilakukan sebelum diangkut ke lokasi penampungan akhir sesuai ketentuan.

Sementara itu di Sumatra Utara, Kementerian Kehutanan berpartisipasi aktif mendukung kegiatan pembersihan tumpukan kayu dan material limbah bencana yang dikomandani oleh Satgas Pemerintah Daerah. Kegiatan dilaksanakan di Desa Aek Ngadol, Desa Garoga, dan Desa Huta Godang dengan melibatkan lintas unsur, termasuk TNI, Polri, pemerintah daerah, mitra swasta, relawan, serta masyarakat setempat.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara, Novita Kusuma Wardani, menyampaikan bahwa keterlibatan Kemenhut difokuskan pada dukungan teknis, personel, serta pendampingan lapangan sesuai kewenangan.

“Kemenhut melalui BBKSDA Sumatra Utara ikut berpartisipasi mendukung Satgas, terutama dalam pembersihan di sekitar permukiman warga dan fasilitas umum, serta pendampingan teknis agar kegiatan berjalan aman dan tertib,” ujar Novita.

Ia menambahkan, sinergi lintas pihak menjadi kunci percepatan pemulihan wilayah terdampak. “Dengan komando Satgas, seluruh unsur bergerak bersama agar akses vital, fasilitas pendidikan, dan lingkungan permukiman dapat segera pulih dan kembali dimanfaatkan masyarakat,” tambahnya.

Di Sumatra Barat, pembersihan material kayu dilakukan di kawasan pantai Kota Padang oleh rimbawan yang terdiri dari UPT Kemenhut, Manggala Agni, dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat. Sejak 20 hingga 25 Desember 2025, area pantai sepanjang 5,6 kilometer ke arah utara telah berhasil dibersihkan.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Hartono, menyampaikan bahwa pembersihan dilakukan dengan kombinasi alat berat dan gotong royong.

“Material kayu besar ditangani menggunakan alat berat dan dijauhkan dari bibir pantai, sementara serpihan kayu dibersihkan secara manual. Di area dengan aktivitas nelayan, kayu telah dinaikkan ke daratan dan dirapikan untuk dikelola oleh masyarakat,” ujar Hartono.

Ia menambahkan, pembersihan akan dilanjutkan ke lokasi berikutnya melewati kawasan cemara hingga ke muara Penjalinan, dengan pendekatan serupa untuk memastikan keselamatan dan efektivitas penanganan.

Kementerian Kehutanan menegaskan seluruh kegiatan pembersihan dilakukan secara terkoordinasi, aman, dan berkelanjutan, sekaligus menyiapkan mekanisme pengelolaan kayu limbah bencana bersama pemerintah daerah dan para pihak terkait. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Kemenhut untuk mempercepat pemulihan wilayah terdampak serta mendukung keselamatan dan aktivitas masyarakat.***