Israel dan Hamas: Jalan Panjang Menuju Perdamaian di Gaza
ORBITINDONESIA.COM – Gencatan senjata di Gaza yang dimulai Oktober lalu menawarkan secercah harapan, namun ketegangan masih membayangi akibat perdebatan sengit antara Israel dan Hamas mengenai perlucutan senjata.
Sejak 10 Oktober, gencatan senjata menghentikan konflik dua tahun di Gaza. Namun, tuntutan Israel agar Hamas dilucuti senjatanya menjadi batu sandungan dalam proses perdamaian yang disponsori AS.
Israel bersikeras pada perlucutan senjata Hamas, sementara Hamas menawarkan pembekuan senjata. Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, menolak perlucutan total, menandakan perbedaan pandangan yang mendalam antara kedua pihak. Faktor internasional, seperti peran Amerika Serikat dan dukungan internasional, menjadi elemen penting dalam dinamika ini.
Perlucutan senjata adalah isu sensitif bagi Hamas, yang melihatnya sebagai ancaman eksistensial. Israel, di sisi lain, menganggap demiliterisasi Gaza sebagai langkah krusial untuk perdamaian. Ketidakmampuan kedua pihak untuk menyepakati titik tengah mencerminkan kompleksitas konflik yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut.
Prospek perdamaian di Gaza bergantung pada kompromi dan dialog yang berkelanjutan. Mampukah kedua belah pihak menemukan jalan tengah yang menguntungkan semua? Atau akankah ketegangan terus membayangi masa depan Gaza? Pertanyaan ini akan terus menghantui hingga solusi yang adil dan berkelanjutan ditemukan.
(Orbit dari berbagai sumber, 13 Desember 2025)