Serangan Udara junta Myanmar Tewaskan Sedikitnya 33 Orang di Rumah Sakit Negara Bagian Rakhine
ORBITINDONESIA.COM - Serangan udara militer terhadap sebuah rumah sakit di negara bagian Rakhine, Myanmar, telah menewaskan sedikitnya 33 orang dan melukai 76 lainnya, menandai peningkatan kekerasan yang parah pada Hari Hak Asasi Manusia Internasional.
Menurut laporan, sebuah jet junta menjatuhkan dua bom seberat 500 pon di rumah sakit umum di kota Mrauk-U pada hari Rabu, menyebabkan banyak korban jiwa.
Waktu pemboman tersebut, yang bertepatan dengan peringatan Hari Hak Asasi Manusia global, telah menuai kecaman keras.
Komite Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), yang terdiri dari mantan anggota parlemen dari parlemen terpilih terakhir Myanmar, menyatakan bahwa serangan tersebut "hanya semakin menyoroti kejahatan yang telah lama dilakukan oleh kudeta militer" dan mengutuk "tindakan tidak manusiawi dari junta militer yang kejam."
Krisis Kemanusiaan
Pemboman rumah sakit tersebut memperparah situasi kemanusiaan yang sudah sangat buruk di Myanmar, yang telah dilanda konflik sipil sejak kudeta militer Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Bentrokan etnis dan perlawanan di seluruh negeri telah menyebabkan pengungsian massal, kerawanan pangan, dan sistem perawatan kesehatan yang runtuh, dengan warga sipil menanggung dampak terberat dari taktik militer.
Konteks Politik dari Transisi Palsu
Serangan tersebut terjadi di tengah apa yang oleh para kritikus disebut sebagai transisi politik kosmetik. Pada bulan Juli, junta mengumumkan transfer kekuasaan nominal kepada pemerintahan sementara yang dipimpin sipil menjelang pemilihan yang direncanakan, meskipun kepala junta Min Aung Hlaing tetap menjadi presiden sementara.
Masyarakat internasional secara luas memandang proses ini sebagai tidak sah, dirancang untuk memperkuat kendali militer daripada memulihkan demokrasi.***