Penerbangan Deportasi Kedua AS Memulangkan 55 Warga Iran ke Teheran di Tengah Meningkatnya Ketegangan
ORBITINDONESIA.COM - Penerbangan kedua yang membawa warga Iran yang dideportasi dari Amerika Serikat telah meninggalkan Amerika, kata para pejabat Iran, sementara Washington berencana untuk memulangkan ratusan tahanan kembali ke Republik Islam.
Deportasi ini terjadi di tengah ketegangan yang masih tinggi antara Iran dan AS setelah Amerika mengebom situs nuklir Iran selama perang 12 hari Teheran dengan Israel pada bulan Juni.
Sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Senin, 8 Desember 2025 oleh kantor berita Mizan, saluran resmi peradilan Iran, mengutip pernyataan pejabat Kementerian Luar Negeri Iran, Mojtaba Shasti Karimi, yang mengakui deportasi 55 warga Iran tersebut.
“Orang-orang ini mengumumkan kesediaan mereka untuk kembali setelah berlanjutnya kebijakan anti-imigrasi dan diskriminatif terhadap warga negara asing, khususnya warga Iran, oleh Amerika Serikat,” kata Karimi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, juga mengatakan pada hari Minggu bahwa terdapat rencana untuk memulangkan 55 warga Iran ke Teheran.
Berdasarkan klaim AS, "warga Iran tersebut dipulangkan karena alasan hukum dan pelanggaran peraturan imigrasi," kata Baghaei.
Pemerintah AS tidak segera mengakui adanya penerbangan deportasi dan belum jelas apakah pesawat tersebut telah tiba di Teheran.
Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar dari The Associated Press pada Senin pagi.
Pada bulan September, para pejabat Iran mengakui bahwa sebanyak 400 warga Iran dapat dipulangkan berdasarkan kebijakan pemerintahan Trump. Bulan itu, penerbangan pertama semacam itu tiba di Teheran.***