Tiga Pria Ditangkap atas Dugaan Pembunuhan Terkait Kebakaran Hong Kong, Kata Polisi

ORBITINDONESIA.COM - Kepolisian Hong Kong telah menangkap tiga pria atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran kompleks apartemen di Tai Po, menurut seorang juru bicara kepolisian, Rabu, 26 November 2025.

Polisi akan segera mengadakan konferensi pers untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Penyebab pasti yang menyebabkan api menyebar begitu cepat akan menjadi subjek penyelidikan yang akan dilakukan oleh satuan tugas Kepolisian Hong Kong, tetapi petugas pemadam kebakaran telah memperingatkan adanya keanehan.

Direktur Layanan Pemadam Kebakaran Andy Yeung mengatakan bahwa selama penyelamatan, krunya melihat beberapa papan styrofoam menghalangi jendela beberapa apartemen.

“Papan styrofoam ini sangat mudah terbakar dan api menyebar dengan sangat cepat,” katanya.

“Kehadiran mereka tidak biasa sehingga kami telah melaporkan kejadian tersebut kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut,” tambah Yeung.

Sementara itu, otoritas perumahan kota akan menyelidiki apakah lapisan pelindung yang digunakan untuk menutupi bangunan tempat tinggal selama renovasi cukup tahan api, menurut pemimpin Hong Kong, John Lee.

"Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka sesuai dengan hukum dan peraturan," ujarnya.

Perancah bambu yang digunakan untuk membungkus bangunan di Hong Kong yang sebelumnya disebut-sebut sebagai kemungkinan penyebab kebakaran juga mungkin menjadi faktor dalam kebakaran hari Rabu.

Banyak pengungsi dari kompleks apartemen Hong Kong yang terbakar pada hari Rabu bermalam di sebuah pusat olahraga yang diubah menjadi tempat penampungan darurat di Distrik Tai Po.

Tempat penampungan itu masih ramai dengan aktivitas sukarelawan pada pukul 2 pagi waktu setempat saat mereka memilah-milah persediaan, termasuk kotak-kotak air minum kemasan, kantong-kantong berisi mi instan, dan roti iris.

Di sebuah aula besar, kru CNN melihat para pengungsi tidur di atas tikar yang berjejer di lantai, ditutupi selimut putih. Beberapa barang mereka—ransel dan sepatu—terletak di dekatnya. Suasana hening dan muram, dengan staf duduk di sekitar ruangan, berbisik-bisik.

Lebih dari 700 warga yang tinggal di kompleks apartemen tersebut telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara, ungkap Eunice Chan Hau-man, Pejabat Distrik Tai Po dari Departemen Dalam Negeri, sebelumnya dalam konferensi pers.***