Jerman dan Yordania Khawatir Atas Meningkatnya Kekerasan yang Dilakukan Pemukim Yahudi Israel di Tepi Barat
ORBITINDONESIA.COM - Jerman dan Yordania menyatakan kekhawatiran pada hari Selasa, 25 November 2025, atas meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi Israel di Tepi Barat yang diduduki, dan mendesak otoritas Israel untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku karena serangan terhadap petani Palestina mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, Anadolu melaporkan.
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengatakan dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Yordania Ayman Safadi bahwa kekerasan ekstremis yang dilakukan oleh para pemukim telah meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu terakhir, terutama selama musim panen zaitun.
"Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim ekstremis telah mencapai skala yang mengejutkan di sana dalam beberapa minggu terakhir. Mereka mencegah petani zaitun memanen, mereka menghancurkan seluruh perkebunan, mereka membakar mobil dan rumah," kata Wadephul.
"Para pemukim ini secara terbuka mengejar tujuan mengusir warga Palestina dari komunitas mereka. Fakta bahwa pemerintah Israel telah dengan jelas mengutuk tindakan ini beberapa kali merupakan sinyal yang tepat. Kami menyambut baik hal itu dan berharap mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," tambahnya.
Wadephul menegaskan kembali dukungan Jerman terhadap solusi dua negara yang dinegosiasikan untuk konflik Timur Tengah dan menekankan bahwa Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur merupakan satu kesatuan dan akan menjadi dasar bagi negara Palestina di masa depan.
Sejalan dengan kekhawatiran Wadephul, Menteri Luar Negeri Yordania Safadi mengatakan kekerasan oleh pemukim Israel telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan kebun zaitun, properti, dan rumah warga Palestina diserang dan dihancurkan setiap hari di Tepi Barat. Ia mengkritik otoritas Israel karena gagal mengambil tindakan nyata untuk menghentikan kekerasan tersebut, meskipun secara terbuka mengutuknya.***