Review Buku "Sejarah Dunia Yang Disembunyikan" Karya Jonathan Black
ORBITINDONESIA.COM - Buku “Sejarah yang Disembunyikan” karya Jonathan Black — atau dalam versi aslinya The Secret History of the World — bukan sekadar karya sejarah biasa.
Ia adalah perjalanan metafisik menelusuri akar-akar terdalam dari peradaban manusia, sebuah usaha berani untuk membaca sejarah melalui kacamata simbol, mitos, dan spiritualitas esoterik yang selama ini tersingkir dari narasi modern.
Di tangan Black, sejarah bukan sekadar catatan kronologis tentang perang dan kekuasaan, melainkan medan pergulatan antara pengetahuan tersembunyi (occult knowledge) dan cara pandang rasional yang mendominasi dunia modern.
Gagasan utama buku ini adalah bahwa di balik peradaban besar dunia — Mesir, Yunani, India, bahkan peradaban modern Barat — terdapat arus pengetahuan rahasia yang diwariskan secara tersembunyi oleh para inisiat: kaum mistikus, filsuf, dan pemikir spiritual yang memahami bahwa realitas tidak berhenti pada yang kasat mata.
Menurut Black, para pemikir kuno tidak hanya berbicara melalui simbol atau mitos tanpa dasar, tetapi melalui bahasa metaforik yang menyingkap hukum-hukum batin semesta.
Di sinilah letak keunikan buku ini — ia berupaya memulihkan kembali “akal simbolik” yang telah lama diabaikan oleh peradaban rasional dan ilmiah.
Bagian yang paling menarik dan menggugah adalah saat Black menjelaskan bahwa mitos-mitos seperti kisah Adam dan Hawa, Osiris dan Isis, atau Prometheus bukan sekadar legenda moral, tetapi representasi kosmis dari kesadaran manusia yang sedang berevolusi.
Ia mengajak pembaca untuk melihat sejarah sebagai perjalanan spiritual umat manusia: dari masa kegelapan menuju pencerahan batin, dari kebodohan menuju kebijaksanaan.
Dalam narasi ini, sejarah menjadi cermin bagi pencarian diri — bahwa memahami dunia berarti juga memahami hakikat jiwa manusia.
Namun yang paling menantang dalam buku ini adalah ajakan Black untuk melihat ulang batas antara sains dan spiritualitas.
Ia mengkritik pandangan dunia modern yang menolak dimensi mistik, padahal banyak penemuan besar dalam sains lahir dari intuisi yang bersumber dari “pengetahuan batin”.
Dalam hal ini, Sejarah yang Disembunyikan menempatkan kembali spiritualitas bukan sebagai kebalikan dari rasionalitas, tetapi sebagai pasangan dialogisnya.
Membaca karya ini seperti membuka lapisan-lapisan realitas yang selama ini tersembunyi.
Jonathan Black tidak hanya menyodorkan teori, tetapi juga pengalaman hermeneutik — sebuah ajakan untuk membaca ulang sejarah manusia dengan kesadaran yang lebih dalam dan lembut.
Ia menuntun pembaca menyadari bahwa di balik setiap kisah besar peradaban, selalu ada narasi tersembunyi tentang pencarian makna, kebenaran, dan Tuhan.
Pada akhirnya, buku ini adalah undangan untuk melihat dunia dengan mata baru — mata yang tidak sekadar melihat permukaan fakta, tetapi juga jiwa dari setiap peristiwa.
“Sejarah yang Disembunyikan” mengingatkan bahwa memahami masa lalu bukan hanya soal mengetahui apa yang terjadi, tetapi tentang mengenali siapa kita sebenarnya dalam arus panjang kesadaran manusia yang terus berkembang.***