Lazada Perkuat Ekosistem eCommerce dengan Inovasi AI untuk Penjual dan Konsumen
ORBITINDONESIA.COM — Platform eCommerce Lazada semakin mempertegas posisinya sebagai pionir transformasi digital di Asia Tenggara melalui serangkaian inovasi berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang untuk memberdayakan penjual dan menghadirkan pengalaman belanja yang lebih personal bagi konsumen.
Langkah ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital Asia Tenggara yang diperkirakan mencapai USD370 miliar pada 2030, di mana AI kini menjadi pilar utama bagi efisiensi dan personalisasi dalam industri eCommerce.
Riset bersama Lazada dan Kantar (2024–2025) mengungkapkan bahwa 88% konsumen Indonesia telah memanfaatkan AI dalam proses pembelian, sementara 42% penjual online telah mengintegrasikan teknologi ini ke operasional bisnis mereka.
Pengalaman Belanja yang Cerdas dan Imersif
Melalui pengembangan AI Lazzie, asisten belanja berbasis Generative AI, konsumen kini dapat memperoleh rekomendasi produk, informasi promosi, hingga akses ke voucher tersembunyi secara real time. Fitur ini memastikan pengguna tidak melewatkan penawaran terbaik di platform Lazada.
Selain itu, teknologi Augmented Reality (AR) dan model virtual turut menghadirkan pengalaman belanja yang lebih interaktif. Fitur Virtual Try-On memungkinkan pengguna mencoba produk fashion dan kecantikan secara digital, sementara Skin Test di kanal LazBeauty menganalisis kondisi kulit pengguna untuk memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai.
Untuk membantu pengambilan keputusan, AI-Powered Smart Reviews kini dapat meringkas ribuan ulasan produk menjadi informasi ringkas dan relevan, memudahkan konsumen dalam menentukan pilihan dengan cepat dan tepat.
Memberdayakan Penjual melalui AI
Tidak hanya untuk konsumen, Lazada juga menghadirkan fitur-fitur cerdas yang mendukung penjual dalam mengoptimalkan bisnis melalui Lazada Seller Center.
Melalui Lazada Business Advisor, penjual dapat memantau tren pasar dan kinerja toko secara mendalam. Sementara Lazada Sponsored Solutions, sistem iklan berbasis AI, mampu menargetkan audiens dengan lebih presisi untuk meningkatkan konversi penjualan.
Dari sisi efisiensi operasional, fitur AI Smart Listing dan AI-Powered Product Description membantu penjual membuat deskripsi produk yang menarik secara otomatis, menghemat waktu hingga 30%. Teknologi AI Selling Points bahkan mampu menganalisis dan menyoroti keunggulan utama produk secara otomatis.
Dalam hal layanan pelanggan, chatbot Lazada IM Shop Assistant (LISA) mampu menangani pertanyaan umum pelanggan dengan cepat, sehingga penjual dapat fokus pada strategi bisnis.
Panduan Kesiapan AI untuk Penjual Online
Riset Lazada–Kantar juga menunjukkan bahwa 91% penjual online di Indonesia siap mengadopsi AI, namun sebagian masih ragu terhadap manfaat jangka pendek dan biaya investasi. Untuk menjembatani kesenjangan ini, Lazada meluncurkan Online Sellers Artificial Intelligence Readiness Playbook, panduan komprehensif yang membantu penjual dari berbagai tingkat kemampuan—mulai dari pemula hingga mahir—mengintegrasikan AI secara strategis dalam bisnis mereka.
Panduan ini menjadi bagian dari komitmen Lazada untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat adopsi AI terdepan di kawasan Asia Tenggara.
Ekosistem eCommerce yang Terus Berkembang
Selama 13 tahun terakhir, Lazada Group telah memperluas jangkauannya di enam negara—Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam—dengan menghubungkan sekitar 160 juta pengguna aktif dan lebih dari satu juta penjual setiap bulan.
Melalui jaringan logistik terintegrasi, berbagai metode pembayaran aman, serta keberadaan LazMall—mal virtual terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 32.000 merek—Lazada terus menetapkan standar baru bagi pengalaman berbelanja online di kawasan ini.
Di Indonesia, Lazada juga dikenal sebagai pelopor Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang setiap tahun mendorong peningkatan transaksi digital nasional.
Dengan inovasi berbasis AI yang terus dikembangkan, Lazada tidak hanya mempercepat transformasi industri eCommerce, tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi pelaku usaha dan konsumen Indonesia untuk tumbuh di era ekonomi digital yang semakin kompetitif.***
(Oleh Satrio Arismunandar) ***