Percepatan Inpres Irigasi: Menteri PU Tinjau DI Sesaot NTB, Targetkan Peningkatan IP Hingga 300%

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mengawal dan mempercepat pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) tentang pembangunan dan rehabilitasi irigasi serta peningkatan jalan daerah. Komitmen ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan manfaat pembangunan dirasakan langsung oleh masyarakat lokal.

Saat meninjau rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Sesaot di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (19/10/2025), Menteri PU Dody Hanggodo menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam setiap tahapan proyek.

“Sesuai arahan Presiden Prabowo, pelaksanaan Inpres ini harus melibatkan masyarakat lokal agar mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berpartisipasi dan merasakan langsung manfaat pembangunan,” kata Menteri Dody.

Optimalisasi Aliran Bendungan Meninting

DI Sesaot merupakan salah satu dari tiga jaringan irigasi di Lombok Barat yang memanfaatkan aliran dari Bendungan Meninting. Pekerjaan fisik rehabilitasi ini bertujuan mengoptimalkan fungsi saluran yang sudah tua agar distribusi air ke lahan pertanian menjadi lebih efisien.

Menteri Dody memastikan bahwa meskipun proyek melibatkan penyedia jasa, pelibatan aktif masyarakat lokal tetap menjadi prioritas. Dalam kunjungannya, Menteri Dody bersama Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal dan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Dwi Purwantoro berdialog langsung dengan para petani penerima manfaat DI Sesaot untuk mendengarkan kendala dan harapan mereka.

Gubernur Iqbal mengapresiasi respons cepat dari Kementerian PU dan mendorong petani untuk turut aktif menjaga infrastruktur. “Jangan menunggu OP sepuluh tahun, lima tahun baru dirawat. Mana yang bisa dirawat sendiri, rawat. Kalau ada sedimentasi, habis banjir, sama-sama bantu dibersihkan,” tegas Gubernur Iqbal.

Data Teknis dan Target Kinerja

Rehabilitasi jaringan irigasi Sesaot, yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara Barat, mencakup luasan fungsional 16,78 ha. Pekerjaan ini meliputi rehabilitasi saluran primer sepanjang 10,5 kilometer, saluran sekunder 56,41 kilometer, dan saluran suplesi 12,20 kilometer.

Proyek yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya dengan nilai kontrak Rp4,11 miliar ini telah dimulai sejak 3 September 2025. Hingga kunjungan Menteri, progres fisik tercatat mencapai 57,9 persen, dengan target penyelesaian pada 13 Desember 2025 (170 hari kerja).

Melalui rehabilitasi ini, ditargetkan terjadi peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari yang sebelumnya 280% menjadi 300%, menunjukkan dampak langsung infrastruktur terhadap produktivitas pertanian di Lombok.