Pesawat KT-1B Woong Bee Buatan Korea Selatan Bakal Dikembangkan dan Diproduksi di PT Dirgantara Indonesia

ORBITINDONESIA.COM - Pesawat KT-1B Woong Bee bakal dikembangkan dan diproduksi di PT Dirgantara Indonesia. Prosesnya akan dilakukan bertahap. PT Dirgantara Indonesia akan melanjutkan pengembangan pesawat itu setelah Korean Aerospace Industries tidak lagi memproduksinya.

PT Dirgantara Indonesia dan Korean Aerospace Industries (KAI), Senin, 20 Oktober 2025, sepakat memperkokoh kerja sama. Langkah itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerangka kerja terkait program pengembangan pesawat KT-1B Woong Bee. Perjanjian tersebut ditandatangani di sela-sela pameran kedirgantaraan dan industri pertahanan ADEX 2025 di Seoul, Korea Selatan.

PT Dirgantara Indonesia diwakili oleh Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan Moh Arief Faisal, sementara KAI diwakili oleh EVP Divisi Pengembangan Bisnis Global, Cho Woo Rae. Seusai penandatanganan, Arief menjelaskan, perjanjian tersebut merupakan bagian awal dari proses produksi bersama KT-1B Woong Bee.

Namun, Arief tidak menjelaskan kapan tepatnya proses produksi tersebut akan dilakukan. KT-1B Woong Bee adalah pesawat latih yang sejak beberapa dekade lalu telah digunakan oleh TNI Angkatan Udara. Saat ini varian KT-1B digunakan oleh tim aerobatik Jupiter TNI Angkatan Udara.

”Karena KAI tidak akan memproduksinya lagi, melalui kerja sama ini, nanti PT DI yang akan melanjutkan produksi KT-1B Woong Bee,” kata Arief. Secara bertahap, lanjutnya, lini produksi pesawat tersebut akan dipindahkan ke pusat produksi milik PT DI di Bandung.

Selanjutnya, PT DI akan melayani baik perawatan maupun pemenuhan pesanan pesawat tersebut, khususnya di kawasan Asia. Saat ini, selain Indonesia, KT-1B Woong Bee, antara lain, digunakan oleh Angkatan Udara Korea Selatan, Peru, dan Turki.

Lebih lanjut Arief mengatakan, kerja sama ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan pengetahuan, khususnya dalam lini pesawat latih dan militer. Hal serupa diharapkan dapat diterapkan dalam pengembangan pesawat tempur KF-21 Boramae.

Harapan serupa diungkapkan oleh KAI. Kesepakatan tersebut merupakan salah satu wujud kepercayaan lembaga itu pada Indonesia. Mereka melihat, Indonesia memiliki kapasitas dan pengalaman yang memadai, sekaligus mitra yang dapat diandalkan.

Tercatat, Indonesia mulai menggunakan KT-1 Woong Bee sejak 2003. Pesawat tersebut digunakan untuk menggantikan pesawat latih T-34 Charlie. Pesawat yang mulai digunakan pada 1979 itu awalnya diproduksi oleh pabrikan asal AS, Beechcraft Corporation.

Dalam dunia militer, pesawat latih itu juga dikembangkan tujuan tempur. Pesawat itu khususnya untuk mengemban misi lawan gerilya atau counter insurgency (COIN).

Dalam sejarah industri militer Korea Selatan, KT-1 Woong Bee merupakan salah satu langkah awal untuk mewujudkan kemandirian. Kepala Staf Angkatan Udara Korea Selatan Marsekal Son Sug-rag mengatakan, KT-1 Woong Bee dan T-50 Golden Eagle juga digunakan oleh TNI Angkatan Udara adalah wujud dari kemajuan teknologi kedirgantaraan negeri itu.

Son mengatakan, kedua pesawat tersebut merupakan bagian integral dari pencapaian industri pertahanan Korea Selatan. Selain memperkuat pertahanan negeri itu, keberadaannya menunjang ekspor produk militer Korea Selatan.

Bahkan, T-50 yang kemudian dikembangkan menjadi FA-50 atau versi tempur, telah mencatatkan predikat battle proven. Di tangan pilot-pilot Angkatan Udara Filipina, FA-50 membuktikan ketangguhannya di palagan Marawi.

Kepala Staf Angkatan Udara Filipina Fabian Pedregosa mengatakan, FA-50 Angkatan Udara Filipina terlibat dalam misi Liberation of Marawi tahun 2017. ”Pesawat ini menjadi bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas di kawasan,” kata jenderal berbintang dua itu. (Sumber: FB Industry made in Indonesia) ***