Netanyahu Menolak Peran Turki dan Qatar Dalam Rencana Perdamaian Gaza
ORBITINDONESIA.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengesampingkan keterlibatan Turki atau Qatar dalam pemerintahan pascaperang Gaza, menyebut partisipasi tersebut sebagai "garis merah," lapor Israel Hayom pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Keberatan tersebut telah membuat khawatir para pejabat di Washington, yang khawatir hal itu dapat menggagalkan kerangka kerja yang didukung AS yang bertujuan memulihkan stabilitas di Gaza setelah serangan Israel yang terus berlanjut.
Menurut sumber-sumber AS, peran Turki dan Qatar yang diusulkan akan terbatas pada fungsi kemanusiaan dan sipil — termasuk pengiriman bantuan, rekonstruksi, dan koordinasi dengan badan-badan internasional.
Namun, Netanyahu dan pejabat Israel lainnya berpendapat bahwa partisipasi kedua negara dapat memungkinkan pengaruh politik di Gaza, yang berpotensi memberdayakan aktor-aktor yang terkait dengan Hamas dan mengancam apa yang mereka sebut sebagai kepentingan keamanan Israel.
"Yerusalem memandang kehadiran Turki atau Qatar sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan Israel dan stabilitas regional," ujar seorang sumber Israel kepada Israel Hayom, seraya menambahkan bahwa Netanyahu menegaskan kembali penentangannya dalam perundingan tingkat tinggi baru-baru ini.***