Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Bom Waktu Finansial Indonesia
ORBITINDONESIA.COM – Kereta Cepat Jakarta-Bandung, proyek ambisius era Presiden Joko Widodo, kini menghadapi polemik berat di tengah beban utang yang menakutkan bagi PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh, menelan biaya US$ 7,26 miliar dengan pembengkakan biaya mencapai US$ 1,21 miliar. Mayoritas pendanaan berasal dari utang China Development Bank (CDB), menciptakan tekanan finansial bagi PT KAI.
Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, menyebut proyek ini sebagai bom waktu. Meski EBITDA positif, ekuitas perusahaan terlalu kecil dibandingkan pinjaman. Beban utang ini membebani neraca keuangan, memaksa BPI Danantara mencari solusi, termasuk suntikan modal dan opsi lain.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Panjaitan, berusaha menuntaskan masalah ini. Restrukturisasi utang tanpa melibatkan APBN menjadi pilihan. Namun, apakah ini cukup? Tantangan utang jumbo tanpa jaminan negara tetap menghantui.
Proyek Whoosh menjadi refleksi tantangan besar dalam pembiayaan infrastruktur. Pertanyaan terbuka tetap ada: bagaimana Indonesia mengelola risiko finansial dari proyek ambisius ini tanpa merugikan stabilitas ekonomi? (Orbit dari berbagai sumber, 18 Oktober 2025)