Strategi ETF Smart Beta: Evaluasi Panjang Namun Menguntungkan

ORBITINDONESIA.COM – Hampir sepertiga penasihat keuangan menghabiskan waktu hingga setahun untuk mengevaluasi strategi ETF smart beta sebelum menambahkannya ke dalam portofolio mereka, menurut laporan VanEck.

Smart beta ETFs telah menjadi pilihan menarik bagi investor yang menginginkan kombinasi elemen aktif dan pasif dalam portofolio mereka. Namun, kompleksitas strategi ini seringkali memerlukan evaluasi mendalam sebelum diimplementasikan. Produk ini mencakup berbagai pasar, dari ekuitas Australia hingga pasar berkembang, meskipun biasanya lebih mahal dibandingkan ETF berbasis kapitalisasi pasar.

Survei tahunan VanEck terhadap 556 penasihat dan broker mengungkapkan bahwa 30 persen dari mereka menghabiskan hingga setahun untuk mengevaluasi strategi smart beta. Sementara 18 persen bahkan memerlukan waktu hingga dua tahun. Meski demikian, 27 persen responden belum memilih menggunakan kendaraan smart beta, menunjukkan masih ada ruang untuk meningkatkan pemahaman tentang opsi ini dan manfaatnya.

Meskipun smart beta ETF menjanjikan keunggulan dalam pengembalian, adopsi luasnya masih terhambat oleh kurangnya pemahaman. Sementara 43 persen responden menggunakan hingga tiga strategi smart beta dalam portofolio klien, hanya setengah dari mereka yang berencana meningkatkan penggunaan di masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada pengakuan potensi, skeptisisme tetap ada.

Dengan meningkatnya adopsi dan pemahaman tentang strategi smart beta, penasihat keuangan dihadapkan pada tantangan untuk lebih mengedukasi diri dan klien. Mungkinkah tren ini akan terus berlanjut atau adakah strategi lain yang akan menggantikan popularitasnya? Pertanyaan ini tetap terbuka seiring dengan perkembangan pasar keuangan yang dinamis.