MoU Transportasi Jawa Barat Fokus Reaktivasi Kereta Api dan Optimalisasi Bandara Kertajati
ORBITINDONESIA.COM - Nota kesepahaman (MoU) soal pengembangan transportasi Jawa Barat (Jabar) yang ditandatangani Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, di Bandung Jumat, 10 Oktober 2024, menjadi langkah strategis untuk fokus mempercepat reaktivasi jalur kereta api (KA) dan optimalisasi Bandara (BIJB) Kertajati.
Dalam nota kesepakatan tersebut, reaktivasi jalur kereta menjadi prioritas utama, dengan Jalur Padalarang-Cicalengka akan direaktivasi dan dielektrifikasi guna mendukung operasional transportasi ramah lingkungan. Sementara itu, jalur Cianjur-Sukabumi-Bogor juga akan difungsikan kembali.
"Langkah ini menjadi bagian dari komitmen bersama untuk membangun sistem transportasi yang efisien, berkelanjutan, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," kata Menhub Dudy selepas penandatanganan MoU, di Gedung Pakuan Bandung.
Dudy menargetkan proyek reaktivasi dapat diselesaikan paling lambat awal 2027. Ia optimistis penguatan konektivitas antardaerah akan meningkatkan mobilitas masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah Jabar.
Selain sektor perkeretaapian, Kementerian Perhubungan juga mendorong optimalisasi Bandar Udara Internasional Kertajati (BIJB) Kertajati sebagai pusat keberangkatan haji dan umrah.
Dalam dialog bersama pelaku usaha travel se-Jabar, Dudy menegaskan pentingnya kolaborasi agar pergerakan penerbangan di Bandara Kertajati lebih terjadwal dan berkelanjutan.
"Dengan dukungan semua pihak, Bandara Kertajati diharapkan menjadi pintu gerbang utama masyarakat Jawa Barat menuju Tanah Suci," ujarnya.
Dudy mengungkapkan harapannya agar kolaborasi lintas sektor ini tidak berhenti pada seremoni semata.
"Semoga pertemuan ini bukan sekadar seremonial, tapi menjadi sesuatu yang fenomenal," ujarnya.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyatakan kesiapan pemerintah provinsi untuk mendukung penuh pengembangan sistem transportasi ini.
Ia menekankan pentingnya konektivitas antarmoda sebagai tulang punggung pengembangan sektor industri, pertanian, dan pariwisata di wilayahnya.
"Jika jalur transportasi darat dan udara kita terintegrasi, maka pertumbuhan ekonomi Jawa Barat akan bergerak lebih cepat," kata Dedi.
Acara penandatanganan turut dihadiri Dirjen Perhubungan Udara Lukman F Laisa, Dirjen Perkeretaapian Allan Tandiono, perwakilan PT KAI, BUMN, BUMD, serta sejumlah bupati dan wali kota se-Jabar.***