Menggugat Budaya Kerja 996: Generasi Muda Tiongkok Mengutamakan Kesejahteraan
ORBITINDONESIA.COM – Di tengah pasar kerja yang sangat kompetitif di Tiongkok, makin banyak profesional muda yang memilih keluar dari budaya kerja '996' yang menuntut. Mereka kini lebih memprioritaskan kesejahteraan pribadi ketimbang harapan korporat. Fenomena ini menandai perubahan signifikan dalam etos kerja di negara tersebut.
Budaya kerja '996'—bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu—pernah menjadi simbol ambisi dan kesuksesan di Tiongkok. Namun, generasi muda kini menunjukkan ketidakpuasan kolektif terhadap tekanan sosial tersebut. Istilah tang ping (berbaring datar) dan bai lan (biarkan membusuk) menggambarkan perlawanan pasif terhadap ekspektasi tradisional.
Perubahan ini didorong oleh tekanan ekonomi nyata. Biaya perumahan yang meroket, persaingan akademik yang intens, dan pertumbuhan upah yang stagnan membuat banyak anak muda skeptis terhadap janji bahwa kerja keras akan menghasilkan kemajuan sosial. Fenomena 'rat people' adalah manifestasi lain dari ketidakpuasan ini, di mana individu memilih hidup sederhana sebagai bentuk penolakan terhadap tanda-tanda kesuksesan tradisional.
Generasi muda ini tidak lagi melihat kerja keras sebagai jalan satu-satunya menuju kebahagiaan. Mereka mencari keseimbangan dalam hidup, meski harus menentang harapan orang tua yang menginginkan keberhasilan konvensional. Beberapa perusahaan mulai merespons dengan mengadopsi budaya kerja yang lebih fleksibel dan berfokus pada kesejahteraan karyawan.
Pergerakan ini memicu percakapan nasional tentang nilai kerja, definisi kesuksesan, dan pentingnya kesehatan mental. Sementara pemerintah lokal mulai bereksperimen dengan program pelatihan kerja dan kampanye kesadaran kesehatan mental. Generasi yang tumbuh di tengah pertumbuhan pesat dan transformasi urban ini kini mempertanyakan apakah pengorbanan terus-menerus sepadan dengan janji kemajuan.
(Orbit dari berbagai sumber, 9 Oktober 2025)