Dampak Shutdown Pemerintah AS pada Laporan Ketenagakerjaan
ORBITINDONESIA.COM – Di tengah kebuntuan politik, ketidakpastian ekonomi meningkat dengan tertundanya laporan ketenagakerjaan yang krusial.
Pada Jumat pertama setiap bulan, para ekonom dan investor biasanya menunggu laporan ketenagakerjaan dari Departemen Tenaga Kerja AS. Namun, dengan adanya penutupan pemerintah, data penting ini tidak dirilis. Situasi ini terjadi saat ekonomi AS berada dalam ketidakpastian, dengan laju perekrutan yang melambat dan perekonomian yang terancam.
Penundaan ini mengganggu pengambilan keputusan di Federal Reserve dan Wall Street. Ekonom kini beralih ke data alternatif dari sektor swasta, yang menunjukkan penurunan perekrutan. Misalnya, ADP mengungkapkan kehilangan 32.000 pekerjaan di sektor swasta pada bulan lalu, terutama di sektor konstruksi, manufaktur, dan jasa keuangan. Namun, sektor pendidikan, kesehatan, dan teknologi informasi masih menambah pekerja.
Penutupan ini menimbulkan pertanyaan tentang ketergantungan pada data pemerintah. Meskipun ada alternatif, data resmi tetap menjadi acuan utama. Goolsbee dari Chicago Fed menekankan pentingnya data BLS untuk menilai risiko resesi dengan lebih akurat. Tanpa data ini, pasar dan pembuat kebijakan beroperasi dalam ketidakjelasan.
Ketidakpastian akibat penutupan pemerintah ini menekankan pentingnya data dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dengan inflasi yang meningkat, terutama di sektor jasa, perhatian tertuju pada laporan selanjutnya. Akankah ketergantungan kita pada data resmi berubah? Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab seiring berjalannya waktu.
(Orbit dari berbagai sumber, 5 Oktober 2025)