Menamakan Penyakit: Solusi atau Ilusi? Menggali Dampak Diagnosis

ORBITINDONESIA.COM – Apakah memberikan nama pada suatu penyakit bisa memberikan kelegaan? Pertanyaan ini menggugah banyak pihak di tengah semakin meluasnya kategori diagnosis yang mencakup versi penyakit yang lebih ringan.

Seiring dengan berkembangnya ilmu kedokteran, kategori diagnosis terus bertambah luas. Penyakit yang dulunya dianggap ringan kini mendapatkan nama dan perhatian lebih. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar, apakah hanya dengan menamai suatu penyakit dapat memberikan rasa lega atau justru menciptakan masalah baru?

Peningkatan jumlah diagnosis untuk penyakit ringan memicu diskusi di kalangan peneliti. Data menunjukkan bahwa semakin banyak individu merasa terbantu hanya dengan mengetahui bahwa kondisi mereka diakui secara medis. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa hal ini dapat menyebabkan overdiagnosis dan ketergantungan pada label penyakit.

Beberapa ahli berpendapat bahwa menamai penyakit bisa menjadi langkah awal untuk pemulihan. Memberi nama pada suatu kondisi dapat memberikan validasi dan membantu pasien merasa dipahami. Namun, ada juga pandangan bahwa penamaan yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan ketergantungan pada obat dan layanan kesehatan yang mungkin tidak diperlukan.

Pemberian nama pada penyakit memang bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia bisa memberikan kelegaan, namun di sisi lain, ia bisa menciptakan stigma dan ketergantungan. Masa depan diagnosis mungkin terletak pada keseimbangan antara pengakuan yang tepat dan pencegahan overdiagnosis. Apakah kita siap untuk menavigasi kompleksitas ini?

(Orbit dari berbagai sumber, 4 Oktober 2025)