Gupta dan Greptile: Mengupas Budaya Kerja Ekstrem di Industri AI

ORBITINDONESIA.COM – Daksh Gupta, pendiri asal India dari startup AI Greptile di San Francisco, kembali jadi pembicaraan dengan pengumuman pekerjaan bergaji tinggi, disertai tuntutan kerja yang ekstrem.

Budaya kerja panjang dan intensif kembali menjadi sorotan setelah Daksh Gupta, CEO Greptile, mengumumkan lowongan pekerjaan dengan gaji menarik. Namun, ini dibarengi dengan harapan kerja selama 14 jam sehari. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengenai keseimbangan kerja dan kehidupan di industri teknologi.

Greptile menawarkan paket remunerasi yang menggiurkan, termasuk gaji pokok hingga $180,000 dan ekuitas yang setara. Namun, budaya kerja yang keras bisa menjadi pedang bermata dua, memengaruhi kesehatan mental dan produktivitas jangka panjang. Tren ini telah memicu perdebatan mengenai keberlanjutan model bisnis yang mengandalkan jam kerja berlebihan.

Beberapa berpendapat bahwa pendekatan Gupta mencerminkan ambisi agresif dan keinginan untuk mencapai hasil cepat di pasar yang kompetitif. Namun, kritik mengingatkan bahwa inovasi tidak harus datang dengan mengorbankan kesejahteraan karyawan. Apakah model ini akan bertahan atau justru menimbulkan reaksi negatif dari tenaga kerja muda yang lebih memprioritaskan keseimbangan hidup?

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengadopsi budaya kerja fleksibel dan berfokus pada kesejahteraan, langkah Gupta memicu perdebatan yang lebih luas. Apakah model kerja ekstrem ini akan menjadi tren atau justru memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya keseimbangan? (Orbit dari berbagai sumber, 10 September 2025)