Transformasi AT&T: Revolusi Budaya di Tengah Perubahan Zaman

ORBITINDONESIA.COM – CEO AT&T, John Stankey, menegaskan perlunya perubahan radikal dalam budaya perusahaan untuk menghadapi tantangan masa depan.

AT&T, dengan sejarah panjang lebih dari 140 tahun, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan relevansinya di industri telekomunikasi. Memo internal dari CEO John Stankey memicu diskusi hangat mengenai perlunya perubahan budaya yang berfokus pada kinerja, mengesampingkan pendekatan tradisional yang mengedepankan loyalitas dan masa kerja.

Perubahan menuju budaya berbasis pasar bukanlah hal yang mudah, terutama di perusahaan berukuran raksasa seperti AT&T. Data menunjukkan bahwa banyak perusahaan global mulai meninggalkan sistem hierarki yang kaku demi struktur yang lebih fleksibel dan berbasis kinerja. Namun, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa semua karyawan memahami dan mendukung visi baru ini, sebagaimana diakui Stankey dalam wawancaranya.

Menyikapi memo Stankey, kita bisa melihat dualitas respons antara kebutuhan perubahan dan resistensi alami dari karyawan. Ada yang menyambut baik langkah ini sebagai sinyal modernisasi, namun ada pula yang merasa cemas akan ketidakpastian dan kehilangan keamanan kerja. Keberhasilan transisi ini sangat bergantung pada komunikasi yang efektif dan kepemimpinan yang tegas namun empatik.

Transformasi budaya di AT&T adalah cermin dari perubahan yang lebih luas di dunia bisnis saat ini. Apakah langkah ini akan membawa perusahaan menuju kesuksesan atau justru menimbulkan ketidakstabilan? Hanya waktu yang akan menjawab. Namun, yang pasti, keberanian untuk berubah adalah langkah pertama yang harus diapresiasi.