1.001 Penari Pecut Samandiman Atraksi Kolosal di Kediri Jawa Timur
- Penulis : Abriyanto
- Senin, 04 Agustus 2025 04:08 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Sebanyak 1.001 penari pecut samandiman dari berbagai daerah di Indonesia melakukan atraksi, pertunjukan tari kolosal yang digelar di Kawasan Gua Selomangleng Kota Kediri, Jawa Timur.
Wakil Wali Kota Kediri K.H. Qowimuddin Thoha mengemukakan, kegiatan ini digelar bagian dari upaya pemerintah kota untuk melestarikan kesenian daerah.
"Pecut samandiman merupakan simbol kesenian dan warisan budaya khas Kota Kediri yang sarat akan makna, kekuatan, dan filosofi lokal," katanya di Kediri, Minggu, 3 Agustus 2025.
Baca Juga: Semen Padang Masih Dibayangi Degradasi Usai Ditahan Persik Kediri di Stadion Agus Salim
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Kediri juga telah mendaftarkan kesenian ini sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) ke Kementerian Hukum dan HAM, sebagai bentuk perlindungan terhadap keunikan ukuran pecut dan teknik memainkannya.
Pemkot, kata dia, menggelar lomba cipta tari kreasi pecut samandiman. Kegiatan ini turut menyemarakkan Hari Jadi Ke-1146 Kota Kediri.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ruang ekspresi kreatif bagi generasi muda dalam mengembangkan seni tradisional.
Baca Juga: Persik Kediri Datangkan Pemain Bertahan Asal Brasil Lucas Gama Moreira
Mereka menampilkan sebuah pertunjukan kolosal yang menegaskan bahwa pecut samandiman telah menembus batas wilayah dan menjadi simbol kebanggaan budaya Nusantara.
Acara ini diikuti sebanyak 13 grup. Peserta menampilkan karya terbaik mereka di hadapan tiga orang dewan juri. Para peserta juga berkesempatan memperebutkan total hadiah senilai Rp15 juta rupiah.
Gus Qowim, sapaan akrabnya juga mengajak seluruh pegiat seni untuk terus melestarikan kesenian ini, salah satunya dengan pagelaran tari kreasi pecut samandiman ini.
Baca Juga: Persik Kediri Datangkan Pemain Asal Spanyol Imanol Garcia
"Melalui lomba cipta tari ini, saya mengajak seluruh pegiat seni untuk mengeksplorasi nilai artistik dan berinovasi, agar pecut samandiman terus dinikmati dan dapat diterima oleh lintas generasi," kata Gus Qowim.