Mewaspadai Berbagai Ucapan Baik yang Sering Digunakan untuk Menipu
- Penulis : Mila Karmila
- Jumat, 01 Agustus 2025 03:52 WIB

ORBITINDONESIA.COM - “Orang yang memanipulasi tidak selalu berbohong. Mereka hanya tahu cara memakai kata-kata yang benar di waktu yang salah.”
Dalam bukunya The Gift of Fear, Gavin de Becker menunjukkan bahwa para manipulator sering memakai kalimat-kalimat yang terdengar baik justru untuk menutupi niat buruk. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga alat kontrol. Dan ironisnya, kata-kata yang tampak lembut sering jadi yang paling licik.
Seorang teman meminjam uang dan bilang, “Kamu orang paling pengertian yang aku kenal.” Atasan berkata, “Kita ini seperti keluarga.” Seseorang yang baru kamu kenal berkata, “Aku merasa kita sudah klik sejak awal.” Semua kalimat itu terdengar baik. Tapi ada yang tidak beres jika kamu peka.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Pecat Empat Anggota yang Terlibat Perzinahan dan Penipuan
Bahasa adalah alat komunikasi, tetapi dalam tangan yang salah, ia bisa jadi senjata. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tidak sadar bahwa kita sedang dimanipulasi bukan karena kita bodoh, tapi karena bahasa itu dirancang untuk tidak terasa seperti jebakan. Kata-katanya manis. Tapi efeknya menghancurkan.
Berikut ini tujuh kata-kata palsu yang sering digunakan untuk manipulasi, berdasarkan studi para pakar perilaku manusia.
1. “Cuma bercanda”
Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Prabowo Berkomitmen Lacak Transaksi Kripto Kasus Penipuan JYPRX, SYIPC, LEEDSX
Eric Berne dalam Games People Play menyebut ini sebagai permainan “Now I’ve Got You, You Son of a B*tch”. Manipulator akan menghina atau menyindir, lalu mundur dengan kalimat “cuma bercanda” untuk membuat korbannya tampak terlalu sensitif. Ini bentuk gaslighting ringan, di mana pelaku ingin menyepelekan reaksi korban agar tidak berani membela diri.
2. “Aku ngerti kamu banget” padahal baru kenal
Dalam The Gift of Fear, Gavin de Becker menyebut ini sebagai teknik false intimacy. Pelaku manipulasi akan menciptakan kedekatan semu secepat mungkin. Tujuannya bukan karena ingin mengenal, tapi ingin menyingkat jarak psikologis agar korbannya lebih mudah dikendalikan.
Baca Juga: Dua Penipu Bermodus Polisi Gadungan Melawan Saat Ditangkap di Cengkareng Jakarta Barat
3. “Kalau kamu cinta, kamu bakal ngerti”